"Contohnya, harga tempe yang awalnya Rp10.000 kini ukurannya diperkecil menjadi setengahnya dengan harga Rp5.000," tambahnya.
Purwadi juga menilai bahwa rendahnya pajak kendaraan di Kaltim wajar mengingat populasi dan jumlah kendaraan yang tidak sebesar di Jawa.
"Kaltim cuma punya sekitar 4 juta penduduk. Kalau dibandingkan dengan Jawa, yang hampir separuh penduduk Indonesia ada di sana, jelas kondisinya beda," ungkapnya.
Namun, Purwadi mengingatkan bahwa dampak kenaikan PPN ini lebih luas daripada sekadar pajak kendaraan.
Distribusi bahan pangan seperti beras, sayur, kedelai, dan telur menjadi lebih mahal akibat biaya transportasi yang meningkat.
"Transportasi jadi isu besar. Ketika solar langka, pengiriman barang yang seharusnya dua hari bisa molor hingga lima hari. Semua ini ujung-ujungnya membebani konsumen," katanya.
Purwadi menekankan pentingnya pengawasan pemerintah terhadap harga barang pasca kenaikan PPN 12% itu.
Tag