ARUSBAWAH.CO - Rencana aksi demonstrasi di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Samarinda yang digelar oleh Aliansi Barisan Oposisi Rakyat Nasional Elaborasi Organisasi Kalimantan Timur (Borneo) berakhir batal.
Massa aksi mengaku dipukul mundur oleh kelompok tandingan yang diduga mendapat dukungan dari KSOP.
Saat diwawancarar redaksi Arusbawah.co Ketua Borneo, Dede Hermawan, mengatakan bahwa pihaknya semula ingin menuntut pemecatan Kepala KSOP dan pihak Pelindo.
Selain itu, mereka juga meminta rekomendasi izin untuk menutup sementara alur Sungai Mahakam.
Hal itu disebabkan oleh tidak adanya fender pengaman di Jembatan Mahakam yang dinilai membahayakan pengguna.
Namun, saat massa ingin menyampaikan aksi di KSOP, sudah ada massa pula yang stand by di lokasi. Tak ingin terjadi keributan, Aliansi Borneo kemudian pindah menyampaikan aspirasi di Kantor Gubernur Kaltim.
“Kenapa kami mendatangi Kantor Gubernur? Karena saat kami melakukan aksi di KSOP, kami dipukul mundur oleh aksi tandingan yang mendukung KSOP,” ujar Dede saat dikonfirmasi, pada Rabu (12/03/2025).
Menurutnya, aksi tandingan itu dilakukan oleh Aliansi Masyarakat Pelabuhan Maritim Samarinda yang beranggotakan beberapa kelompok massa.
Dede mengklaim bahwa kelompok itu membawa benda tajam dan balok saat ingin menghadang aksi mereka.
“Ada saksi yang melihat mereka membawa senjata tajam, ada yang bawa balok. Ini bukan demonstrasi damai, ini intimidasi,” tegasnya.
Situasi di lokasi berubah ketika aparat kepolisian justru meminta massa Borneo untuk mundur.
Padahal, kata Dede, pihaknya telah mengajukan surat izin resmi untuk menggelar aksi lebih dulu.
“Secara administrasi, kami sudah lebih dulu mengajukan izin, ada tanda terimanya. Sementara mereka, kami tidak tahu asal usulnya. Sah atau tidak mereka berdemonstrasi, kami juga tidak tahu,” jelasnya.
Tag