“Investor butuh kepastian dan efisiensi. Kalau ICOR tinggi, ditambah masalah korupsi dan birokrasi rumit, investor bisa pindah ke negara lain seperti Vietnam,” katanya.
Ia juga menyebutkan sektor sawit dan batubara perlu mendapat perhatian khusus.
Meski ekspor batubara relatif aman, harga global yang terus turun bisa berdampak negatif pada ekonomi daerah seperti Kaltim.
“Ekspor sawit bisa terganggu karena sebagian besar digunakan untuk biodiesel yang diekspor ke Amerika. Kalau permintaan menurun, ekonomi daerah bisa ikut lesu,” katanya.
Purwadi juga menyoroti ketergantungan Indonesia terhadap dolar AS sebagai sumber kerentanan ekonomi nasional.
“Kerja sama dengan BRICS belum maksimal karena negara-negara anggotanya masih enggan pakai mata uang lokal. Selama dolar masih dominan, kita tetap rentan,” tutupnya.
