Gus Ipang menambahkan, pemerintah masih menunggu penjelasan dari Bank Indonesia soal pelemahan rupiah tersebut.
Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Mulawarman, Purwadi Purwoharsojo menilai pemerintah harus menyiapkan berbagai rencana cadangan jika jalur diplomasi gagal.
“Jangan hanya mengandalkan rencana A. Harus ada rencana B, rencana C. Karena ini bukan sekadar perang dagang biasa, ini jilid dua,” kata Purwadi saat dihubungi lewat telepon.
Ia menyoroti industri tekstil sebagai sektor yang paling rentan terdampak, karena selama ini menjadi andalan ekspor ke AS.
“KADIN sudah mulai khawatir. Industri tekstil kita sudah lemah, jangan sampai terjadi PHK besar-besaran,” ujarnya.
Selain itu, Purwadi memperingatkan potensi membanjirnya produk dari Cina dan Vietnam ke pasar Indonesia, akibat pasar AS yang tertutup.
“Kalau produk mereka tak bisa masuk ke Amerika, bisa saja mereka lempar ke Asia, termasuk Indonesia. Ini bahaya. Industri lokal kita bisa makin tertekan,” jelasnya.
Purwadi juga menyoroti masalah efisiensi investasi di Indonesia.
Dengan angka ICOR (Incremental Capital Output Ratio) di atas 6 persen, Indonesia dinilai kurang menarik bagi investor asing.
Tag