Arus Terkini

Kepala KSOP dan Pelindo Dinilai Gagal Kendalikan Kapal Tongkang, DPRD Kaltim Desak Pemecatan

Kamis, 27 Februari 2025 13:43

Foto: Muhammad Husni Fahruddin, anggota Komisi II DPRD Kaltim/Foto: Arusbawah.co

ARUSBAWAH.CO – Insiden kapal tongkang menabrak pilar Jembatan Mahakam kembali terjadi pekan lalu.

Tabrakan itu bukan yang pertama, berdasarkan catatan pihak DPRD Kaltim, sudah terjadi hingga 22 kali.

Saat diwawancara redaksi Arusbawah.co Muhammad Husni Fahruddin, anggota Komisi II DPRD Kaltim, mengatakan bahwa pihak yang bertanggung jawab harus segera dievaluasi.

Politisi partai Golkar itu bahkan merekomendasikan pemecatan sejumlah pejabat yang dinilai gagal menjalankan tugasnya termasuk para pimpinan KSOP dan Pelindo serta pihak terkait wajib dicopot .

"Kita sudah berkali-kali mengingatkan soal ini. Tapi tetap saja terjadi. Bahkan, dalam satu hari saja bisa ada empat kali insiden tabrakan. Ini bukti nyata bahwa ada kelalaian besar dari instansi," ujar Husni, pada Kamis (27/02/2025)

Husni bilang, bahwa Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Samarinda dan Pelindo IV Samarinda sebagai pengelola jasa maritim harus bertanggung jawab penuh.

DPRD Kaltim mendesak agar pimpinan dan semua pihak yang terkait dari dua institusi itu harus dicopot dari jabatannya.

"KSOP dan Pelindo ini tugasnya memastikan kapal berjalan aman. Tapi lihat hasilnya, mereka gagal total. Saya merekomendasikan agar kepala KSOP, kepala Pelindo, Kasilala, dan seluruh pejabat yang terkait dipecat. Mereka tidak becus bekerja," tegasnya.

Jembatan Mahakam merupakan infrastruktur vital di Samarinda.

Setiap insiden tabrakan tongkang menimbulkan risiko besar bagi konstruksi jembatan.

Namun, pengawasan di jalur sungai dinilai lemah.

Menurut Husni, Pelindo yang seharusnya bertugas memandu kapal untuk tidak menabrak pilar justru tidak mampu menjalankan tugasnya.

"Pelindo ini sudah jadi subholding bagi kapal tunda dan jasa maritim. Artinya, mereka punya kewenangan dan fasilitas. Tapi kenapa sampai 22 kali kejadian seperti ini bisa terjadi? Ini bukan kelalaian biasa, ini sudah keterlaluan," lanjutnya.

Tag

MORE