Meski efisiensinya masih dapat ditingkatkan, alat ini telah memberikan dampak signifikan.
Penerapan PACOCOP diperkirakan mampu menghemat biaya hingga 14,31% dibandingkan metode konvensional pembelian air.
Investasi awal untuk alat ini memang cukup besar, tetapi penggunaannya akan mencapai payback period dalam 472 hari.
Filza menambahkan, timnya berencana mengembangkan PACOCOP lebih lanjut dengan teknologi MPPT (Maximum Power Point Tracking) dan solar tracker untuk meningkatkan efisiensi.
Mereka juga membuka peluang kerja sama dengan pemerintah daerah dan pihak swasta untuk implementasi lebih luas.
“Kami berharap dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat agar PACOCOP dapat menjadi solusi nyata bagi masyarakat Pulau Tihi-Tihi, serta menjadi model inovasi untuk daerah lain yang menghadapi krisis air bersih,” tutup Filza.
Dengan adanya inovasi ini, masyarakat Pulau Tihi-Tihi dapat berharap pada kemandirian dalam memenuhi kebutuhan air bersih, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasokan air dari luar pulau. (adv)
Tag