NQ menemui kepala sekolah untuk membahas masalah tersebut. Saat pertemuan berlangsung, NQ merekam pembicaraan secara diam-diam, namun aksinya diketahui oleh kepala sekolah.
“Kepala sekolah kemudian marah dan mengeluarkan kata-kata kasar, dengan alasan tidak adanya dana BOS dan kuota buku yang tidak mencukupi,” tutur Irwan.
“Ini bukan pertama kalinya istri saya mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari kepala sekolah, seperti sindiran dan tudingan yang menyudutkan,” jelas Irwan.
Menurut Irwan, kepala sekolah beralasan bahwa penjualan buku dilakukan karena keterbatasan dana BOS dan kuota buku yang tidak mencukupi.
Namun ia juga mengungkapkan, jika kepala sekolah memberikan kebijakan pribadi untuk menggratiskan buku hanya bagi ketua paguyuban.
“Tindakan kepala sekolah tersebut tidak dapat dibenarkan, hanya memberikan gratis kepada ketua paguyuban saja dan sangat merugikan banyak orang tua murid dan tidak memikirkan orang tua yang kesulitan secara ekonomi,” keluh Irwansyah.
Irwansyah berharap agar kasus ini mendapatkan perhatian serius dari pihak terkait dan tidak terulang kembali di masa depan.
“Saya akan melaporkan ke pihak kepolisian. Karena perlu adanya tindakan tegas dari pihak berwenang untuk menyelesaikan masalah tindakan intimidasi yang melanggar hak-hak orang tua.” pungkasnya. (ale)
Tag