Kemudian, Bahlil juga diminta untuk memperkuat transparansi dan akuntabilitas sektor pertambangan migas, minerba, ketenegalaistikan dan energi terbarukan.
Mengingat, dalam 3 (tiga) tahun terakhir banyak pejabat Kementerian ESDM yang ditangkap aparat penegak hukum karena sejumlah kasus korupsi.
"Lalu mMemperjelas strategi hilirisasi yang sejalan dengan pengembangan energi ramah lingkungan dan strategi pencegahan krisis iklim. Memperkuat pembinaan dan pengawasan, sebagai prasyarat digitalisasi perizinan," ujarnya.
Selain itu, dua hal terakhir yakni Bahlil diminta untuk bisa mengendalikan produksi batubara dan mineral kritis yang ugal-ugalan.
Pasalnya, produksi batu bara saat ini sangat jauh dari target RUEN dan hal itu tak sejalan dengan semangat transisi energi. Meningkatnya permintaan mineral kritis mengakibatkan eksploitasi akan semakin masif. Ini merupakan ancaman terhadap lingkungan dan ruang hidup masyarakat.
"Terakhir, mengarusutamakan dan Memperkuat Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI) di semua rantai nilai di sektor ESDM, termasuk di dalamnya perlindungan lingkungan dan penghormatan Hak Asasi Manusia," ucap Aryanto Nugroho.
“Setidaknya, inilah tugas-tugas yang menanti Menteri Bahlil di meja kerjanya sebagai menteri ESDM yang baru. Karena inilah tantangan perbaikan tata kelola sektor energi dan sumber daya alam saat ini, dan akan datang,” kata Aryanto. (jas)
Tag