ARUSBAWAH.CO - Pengamat ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Purwadi Purwoharsojo memberikan pandangannya terkait tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mencapai Rp 3.600 triliun.
Menurutnya, alokasi anggaran tersebut banyak terserap untuk membayar pokok pinjaman dan bunga utang, yang masing-masing sebesar Rp 1.000 triliun dan Rp 500 triliun.
"Ini sudah menghabiskan setengah dari APBN. Belum lagi dana transfer ke daerah yang mencapai sekitar Rp 1.000 hingga Rp 1.200 triliun," ujarnya saat dikonfirmasi melalui telepon pada Kamis, (26/09/2024) malam.
Purwadi menekankan bahwa sisa anggaran yang tersedia sangat terbatas, dan kebijakan seperti makan gratis yang membutuhkan Rp 17 triliun harus benar-benar diatur dengan ketat.
Selain itu, pemerintah juga harus berhati-hati dalam menarik pajak. Meskipun target pajak berada di kisaran Rp 1.000 hingga Rp 1.200 triliun, hal ini belum cukup untuk menutupi kebutuhan pembayaran utang dan bunga.
"Jika pajak dinaikkan saat ekonomi belum tumbuh dan gaji masyarakat tidak naik, ini akan menambah beban rakyat," katanya.
Purwadi menyarankan pemerintah untuk fokus pada penghematan anggaran, baik di pusat maupun daerah, serta mengurangi gaya hidup hedonis para pejabat.
Lebih lanjut, Purwadi juga menyoroti tantangan besar di sektor industri dalam negeri, khususnya tekstil.
Tag