Kekhawatiran lainnya adalah dampak proyek ini terhadap pertanian dan perikanan.
"Di hilir ada tambak dan sawah yang bisa terdampak krisis air akibat pembangunan bendungan ini," tambahnya.
Dengan itu ia melihat bahwa dampak buruk proyek PLTA Mentarang Induk semakin nyata, namun belum ada upaya konkret dari perusahaan maupun pemerintah untuk mengatasi masalah ini.
"Kalau proyek ini terus dilanjutkan, apa mitigasi yang akan dilakukan untuk mencegah krisis ekonomi dan sosial?" tanyanya.
Menurutnya, proyek ini harus dikaji ulang.
"Banyak aspek yang diabaikan, terutama dampak terhadap masyarakat adat dan lingkungan," ujarnya.
Selain itu, masyarakat sipil dan berbagai organisasi lingkungan akan terus mengawal kasus ini.
"Kami akan membawa temuan ini ke jaringan yang lebih luas dan menuntut pemerintah untuk bertanggung jawab," kata Mareta.
Dalam waktu dekat, Jatam akan meluncurkan laporan mengenai dampak pembangunan PLTA Mentarang ini.
"Kami akan mengungkap kondisi terkini di lokasi proyek dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah," tutupnya.
