Selain itu, XR Bunga Terung juga meminta agar menghentikan privatisasi Sungai Mahakam demi kepentingan korporasi dan memastikan akses air bersih sebagai hak asasi manusia.
Terakhir yakni mengembalikan Sungai Mahakam sebagai anugerah kehidupan bagi masyarakat Kalimantan Timur.

Menurut XR Bunga Terung, kondisi air Sungai Mahakam semakin kritis dengan meningkatnya kandungan limbah dari berbagai sektor. Selain pencemaran akibat industri, sedimentasi yang disebabkan oleh deforestasi juga memperburuk kualitas air.
“Jika air Sungai Mahakam terus tercemar, masyarakat akan mengalami dampak kesehatan yang serius. Kami berharap pemerintah segera bertindak sebelum terlambat,” tegas XR Bunga Terung.
Hari Air Sedunia 2025 menjadi momentum bagi XR Bunga Terung untuk mengajak seluruh elemen masyarakat turut serta dalam upaya pelestarian Sungai Mahakam. Mereka menekankan bahwa air bersih adalah modal utama dalam membangun peradaban dan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Timur di masa depan. (pra)
