ARUSBAWAH.CO - Warga keluhkan aktivitas tambang batubara di Desa Amborawang Darat RT 1, Kecamatan Samboja Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) usai terjadinya longsor yang terjadi di kawasan itu pada Senin malam (27/5/2024).
Longsor terjadi di Desa Amborawang Darat itu menyebabkan sedikitnya empat rumah terdampak.
Dikatakan salah satu warga terkena dampak longsor, yang tak ingin dikutip namanya, bahwa aktivitas tambang batu bara itu berjarak sangat dekat dengan tempat tinggal mereka.
Bahkan, jarak antara tambang batu bara itu dengan rumah warga, disampaikan, bisa dihitung hanya puluhan meter.
"Rumah saya, rumah Ismed, rumah ibu saya, rumah Pak Bonar, yang paling bahaya rumah Pak Ismed. Kalau rumah Pak Ismed itu sekitaran 70 meter - 80 meter," katanya.
Dilanjutkannya, bahwa ia dan beberapa rekan-rekan yang lain sudah beberapa kali mengingatkan pihak perusahaan tersebut untuk antisipasi adanya longsor. Namun, tak digubris.
"Kita sudah tegur, terlalu dekat sama pemukiman. Tambang (nama perusahaan-red) ini. Tambang sudah operasi sekitar satu tahunan. Awalnya jauh, tetapi kemudian mendekat-mendekat," katanya.
"Sudah kami ingatkan, tapi tak ditanggapi. Saya sudah kirim surat, termasuk surat menanyakan perihal adanya kemungkinan longsor dari rumah-rumah warga di sekitar lokasi. Tapi tak ada respon," ucapnya.
Disinggung soal jarak antara lubang tambang dan rumah warga yang disebut hanya berjarak puluhan meter, ia tak tahu mengapa itu bisa terjadi.
Diketahui, sesuai regulasi yang ada, jarak antara lubang tambang dan permukiman warga adalah minimal 500 meter.
Hingga berita ini ditulis, tim redaksi masih coba mencari informasi perihal perusahaan tambang yang diklaim warga beroperasi di kawasan tersebut. (pra)