“Tahun ini saja ada tiga IPA: IPA Lingai 3 dari APBD Provinsi, IPA Berambai dari Pemkot, dan IPA Bendang 2 kerja sama dengan swasta,” ungkap Nor Wahid di waktu yang sama.
Ia menyebut, total kebutuhan air bersih Samarinda hingga 2029 mencapai lebih dari 4.000 liter per detik.
Itu sebabnya pembangunan terus digenjot agar bisa menutup kebutuhan tersebut.
“Kita juga sedang merintis produksi AMDK (Air Minum Dalam Kemasan), dua mesin sudah datang. Mudah-mudahan sebelum akhir tahun sudah produksi,” katanya.
Produksi AMDK itu, lanjut Nor Wahid, menjadi langkah diversifikasi untuk menopang pendapatan PDAM.
“Target awalnya untuk ASN, lingkungan pemerintah, dan masyarakat Samarinda. Kita coba hidupkan UMKM dan kemandirian usaha juga,” katanya.
Meski belum merilis merek maupun harga, Nor Wahid menargetkan harga AMDK mereka bisa bersaing dan bahkan lebih murah dari pasaran.
Ia juga menekankan, selain pembangunan IPA, jaringan pipa dan infrastruktur distribusi juga jadi hal vital yang tak bisa ditinggal.
“IPA jadi, tapi kalau pipanya belum ada, air nggak sampai ke masyarakat. Jadi semuanya harus jalan bareng,” ujarnya.
Tag