Advertorial

Target 100 Persen Air Bersih di 2029, Pemkot Butuh Rp2 Triliun, Walikota Minta Warga Tak Lagi Menggunakan Air Tanah

Senin, 14 April 2025 7:40

Kolase Walikota Samarinda, Andi Harun dan Direktur Utama Perumdam Tirta Kencana Nor Wahid Hasyim/Irwan-Arusbawah.co

ARUSBAWAH.CO - Wali Kota Samarinda, Andi Harun, tegaskan target Pemerintah Kota untuk menjamin 100 persen akses air bersih bagi seluruh masyarakat pada tahun 2029.

Namun, untuk mencapai target itu, Pemkot memerlukan dana besar, strategi cermat, dan pengelolaan yang efektif dari Perumdam Tirta Kencana.

“Target utama kita, akses air bersih 100 persen di tahun 2029, sudah kita serahkan kepada jajaran direksi. Apakah bangun satu atau dua IPA per tahun, itu tergantung mereka,” tegas Andi Harun saat diwawancarai redaksi Arusbawah.co, Senin (14/4/2025).

Menurutnya, untuk mencapai target akses air bersih, diperlukan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) setiap tahun.

Perhitungan kasar menunjukkan dana yang dibutuhkan mencapai Rp2 triliun hingga 2029.

“Angka itu bukan main-main. Ini harus disiapkan melalui tiga skema pembiayaan APBD, sindikasi perbankan, dan kerja sama dengan pihak ketiga,” ujarnya.

Namun, penggunaan sindikasi perbankan, menurut Andi, harus penuh perhitungan.

Ia menilai, perusda tidak bisa semata mengejar pelayanan tapi melupakan profitabilitas.

“Saya pakai istilah, kalau pakai sindikasi perbankan, yang penting untung. Nggak usah besar, tapi jangan sampai rugi,” ucapnya.

PDAM, katanya, bukan sekadar entitas bisnis, tapi juga punya fungsi sosial.

Ia menjelaskan, layanan gratis 10 kubik air untuk warga miskin ekstrem jadi beban yang harus ditutup dari laba atau modal Perumda.

“Kalau kita hanya kejar pelayanan tanpa mikir untung, PDAM bisa kolaps. Harus cermat, jangan serampangan,” tegasnya.

Selain itu, Andi juga menyentil soal distribusi dan penyerapannya.

Menurutnya, produksi PDAM saat ini belum terserap maksimal oleh industri, padahal potensinya besar.

“Kita lihat kapal-kapal di pelabuhan, industri di pinggiran, mereka butuh air banyak. Tapi apakah mereka pakai air dari PDAM? Ini harus kita cek,” katanya.

Ia mengingatkan agar tidak ada pembelian air secara ilegal atau penggunaan air tanah berlebihan.

“Ini bahaya, bisa ganggu keseimbangan alam. Sama seperti menebang pohon tanpa tanam lagi,” lanjutnya.

Pemetaan pasar kata Andi Harun, juga jadi Pekerjaan Rumah (PR).

Ia mengingatkan jangan sampai IPA sudah dibangun, tapi pasar tidak menyerap.

“Produksi jalan, biaya operasional besar, tapi airnya nggak laku. Itu beban,” sambungnya.

Sementara itu, Direktur Utama Perumdam Tirta Kencana, Nor Wahid Hasyim, menyebut target pembangunan IPA akan dilakukan bertahap.

Setiap tahun, minimal satu IPA dibangun dengan kapasitas 200–300 liter per detik.

“Tahun ini saja ada tiga IPA: IPA Lingai 3 dari APBD Provinsi, IPA Berambai dari Pemkot, dan IPA Bendang 2 kerja sama dengan swasta,” ungkap Nor Wahid di waktu yang sama.

Ia menyebut, total kebutuhan air bersih Samarinda hingga 2029 mencapai lebih dari 4.000 liter per detik.

Itu sebabnya pembangunan terus digenjot agar bisa menutup kebutuhan tersebut.

“Kita juga sedang merintis produksi AMDK (Air Minum Dalam Kemasan), dua mesin sudah datang. Mudah-mudahan sebelum akhir tahun sudah produksi,” katanya.

Produksi AMDK itu, lanjut Nor Wahid, menjadi langkah diversifikasi untuk menopang pendapatan PDAM.

“Target awalnya untuk ASN, lingkungan pemerintah, dan masyarakat Samarinda. Kita coba hidupkan UMKM dan kemandirian usaha juga,” katanya.

Meski belum merilis merek maupun harga, Nor Wahid menargetkan harga AMDK mereka bisa bersaing dan bahkan lebih murah dari pasaran.

Ia juga menekankan, selain pembangunan IPA, jaringan pipa dan infrastruktur distribusi juga jadi hal vital yang tak bisa ditinggal.

“IPA jadi, tapi kalau pipanya belum ada, air nggak sampai ke masyarakat. Jadi semuanya harus jalan bareng,” ujarnya.

Tag

MORE