“Kalau kita hanya kejar pelayanan tanpa mikir untung, PDAM bisa kolaps. Harus cermat, jangan serampangan,” tegasnya.
Selain itu, Andi juga menyentil soal distribusi dan penyerapannya.
Menurutnya, produksi PDAM saat ini belum terserap maksimal oleh industri, padahal potensinya besar.
“Kita lihat kapal-kapal di pelabuhan, industri di pinggiran, mereka butuh air banyak. Tapi apakah mereka pakai air dari PDAM? Ini harus kita cek,” katanya.
Ia mengingatkan agar tidak ada pembelian air secara ilegal atau penggunaan air tanah berlebihan.
“Ini bahaya, bisa ganggu keseimbangan alam. Sama seperti menebang pohon tanpa tanam lagi,” lanjutnya.
Pemetaan pasar kata Andi Harun, juga jadi Pekerjaan Rumah (PR).
Ia mengingatkan jangan sampai IPA sudah dibangun, tapi pasar tidak menyerap.
“Produksi jalan, biaya operasional besar, tapi airnya nggak laku. Itu beban,” sambungnya.
Sementara itu, Direktur Utama Perumdam Tirta Kencana, Nor Wahid Hasyim, menyebut target pembangunan IPA akan dilakukan bertahap.
Setiap tahun, minimal satu IPA dibangun dengan kapasitas 200–300 liter per detik.
Tag