ARUSBAWAH.CO – Warga Kecamatan Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara, mengeluhkan aktivitas tambang PT Adimitra Baratama Nusantara (ABN) yang semakin dekat dengan permukiman.
Munah, salah satu warga, merasa tidak aman karena jarak tambang kini hanya 30 meter dari rumahnya.
"Aku takut kalau hujan deras, seandainya longsor, mau ngadu ke siapa?" keluhnya.
Selain khawatir longsor, ia juga terganggu suara bising tambang yang beroperasi hingga pagi hari.
Hal serupa juga dirasakan Moel (64), warga RT 9 Kelurahan Jawa, yang rumahnya hanya 20 meter dari lokasi tambang.
“Bising, itu aja sih keluhan saya,” katanya.
Ia juga mengingat peristiwa longsor tahun 2018 dan khawatir kejadian serupa terulang, terutama karena air bercampur lumpur mulai muncul di belakang rumahnya.
“Mau ngomong apa? Kita ini cuma orang tua. Enggak bisa ngomong banyak, cuma bisa sampaikan keluhan,” ujarnya.
Istrinya, Latri (60), juga terganggu dengan suara bising yang berlangsung sejak Magrib hingga Subuh.
“Kadang pusing, enggak bisa tidur gara-gara ributnya,” keluhnya.
Selain suara, debu tambang juga masuk ke rumah dan merusak tanaman.
“Kalau panas, debunya kayak asap. Banyak tanaman saya yang mati,” katanya.
Menurutnya, tidak ada informasi dari pihak perusahaan maupun RT terkait aktivitas tambang ini.
“Tidak ada yang datang minta izin. RT juga enggak ngomong apa-apa,” tambahnya.
Tag