Kelompok terbesar adalah "spectator" atau penonton (40%), yang mengikuti perkembangan politik secara pasif dengan menonton berita atau membaca artikel tanpa terlibat langsung.
Rendahnya aktivisme ini ditemukan di area pedesaan maupun perkotaan. Hanya sedikit yang berada di kelompok "aktivis" (13%) dan "gladiator" (2%), yang aktif dalam partai politik, pemilu, atau organisasi politik.
Survei ini juga menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat tidak pernah atau jarang mengikuti acara-acara pertemuan warga yang membahas isu-isu lokal.
Sebanyak 55% masyarakat menyatakan tidak pernah atau jarang mengikuti acara tersebut, sementara hanya 16% yang sering atau sangat sering menghadiri pertemuan warga.
Ini menunjukkan bahwa meskipun ada kesadaran dan antusiasme tinggi terhadap Pilkada, keterlibatan masyarakat dalam kegiatan politik sehari-hari masih perlu ditingkatkan.
“Temuan ini juga mengingatkan kembali pada kita bahwa masih banyak orang di sekeliling kita yang tidak peduli atau hanya menjadi penonton proses politik. Padahal, jika kita refleksikan dengan seksama, setiap sendi kehidupan sehari-hari merupakan buah dari proses politik bagi legislator. Tantangannya adalah mendorong partisipasi konstituen untuk lebih aktif mendengar serta menyampaikan suara masyarakat dalam pembuatan kebijakan" ujar Oktafia
Ia menambahkan, bagi organisasi masyarakat sipil, perlu bersama-sama menyuarakan isu penting dan dampaknya kepada masyarakat sehingga harapannya masyarakat tidak hanya sekedar mendapatkan informasi dan hanya berhenti di level apolitis dan penonton (spectator) namun, memiliki keinginan lebih untuk berpartisipasi lebih jauh hingga di level partisipan, aktivis, atau bahkan menjadi seorang gladiator.
Survei ini mengidentifikasi beberapa faktor yang dapat mendorong atau menghambat aktivisme politik di Indonesia.
Faktor-faktor yang dapat mendorong aktivisme antara lain adalah akses terhadap informasi dan pendidikan politik yang lebih baik. masyarakat yang lebih sering mencari informasi saat pemilu cenderung lebih aktif dalam diskusi politik dan partisipasi organisasi sosial atau politik.
Selain itu, adanya platform untuk berpartisipasi, seperti aplikasi Voting Advice Application (VAA) Kawula17, dapat membantu meningkatkan keterlibatan politik masyarakat.
Tag