“Kalau sudah mau Lebaran, H-7 begini, makin banyak yang nukar. Kalau sebelumnya sepi,” tambahnya.
Hal serupa juga diungkapkan Rahmat (27), yang sudah setahun menekuni pekerjaan itu.
Setiap hari ia membawa sekitar Rp40 juta dalam pecahan Rp20 ribu, Rp10 ribu, Rp5 ribu, hingga Rp2 ribu.
“Rp100 ribu jadi Rp125 ribu, Rp200 ribu jadi Rp250 ribu, selisihnya untuk admin,” jelasnya.
Meski berisiko ditertibkan, para pedagang tetap nekat berjualan.
Rival mengaku waswas, tapi tetap bertahan karena keuntungan yang lumayan.
“Iya, takut juga sih. Tapi tiap tahun tetap buka di sini, Satpol PP cuma lewat-lewat aja,” katanya.
Hingga kini, belum ada tindakan tegas dari pihak Satpol PP Kota Samarinda.
Beberapa kali petugas hanya melakukan teguran tanpa ada penindakan nyata.
Tag