"Semangat Indonesia untuk memperkuat peran di kancah global patut diapresiasi, namun penting untuk terus berhati-hati dalam mengelola kerja sama dengan mitra internasional, terutama terkait masalah ketergantungan yang berlebihan dan potensi pengaruh politik yang
besar," kata Zulfikar.
Selain itu, Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif di CELIOS, juga menyoroti hasil survei mengenai posisi Indonesia di tengah persaingan China-AS.
"Survei ini menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk menavigasi posisinya di tengah meningkatnya kompetisi geopolitik. Fakta bahwa 78% orang Indonesia mendukung sikap netral dalam persaingan
AS-China mencerminkan keinginan yang kuat untuk mempertahankan otonomi nasional dalam kebijakan luar negeri. Selain itu, seiring berkembangnya pengaruh China, terutama di sektor investasi dan perdagangan, 51% responden mengungkapkan kekhawatiran mereka
mengenai pengaruh ekonomi China di Indonesia. Hal ini menjadi catatan penting bagi pemerintah Indonesia untuk tetap waspada, memastikan bahwa manfaat ekonomi dari hubungan ini tidak mengorbankan kedaulatan, lingkungan, dan kesejahteraan rakyat," ujar
Bhima.
Bhima juga menambahkan bahwa persepsi publik terhadap proyek infrastruktur China di Indonesia masih problematik.
Sekitar 44% responden menyatakan bahwa proyek infrastruktur China memiliki dampak negatif terbesar terhadap hubungan Indonesia-China.
"Kekhawatiran mengenai infrastruktur ini berkorelasi dengan 43% responden yang setuju bahwa China berperan dalam merusak lingkungan di Indonesia. Hal ini perlu segera diatasi dengan penguatan langkah pengamanan, transparansi, keterlibatan masyarakat, serta
pengalihan insentif fiskal untuk mendorong investasi yang lebih ramah lingkungan," tambah Bhima.
Tag