ARUSBAWAH.CO - China-Indonesia Desk, Center for Economic and Law Studies (CELIOS), telah merilis "China-Indonesia Survey 2024".
Survei ini melibatkan 1.414 responden, yang bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih luas terkait dinamika yang berkembang dalam hubungan Indonesia dan China, khususnya pada momen penting setelah transisi kepemimpinan Indonesia di bawah Presiden Prabowo Subianto.
Sebagai dua negara dengan pengaruh terbesar di Asia, Indonesia dan China telah menjalin hubungan bilateral yang semakin intensif dalam beberapa dekade terakhir.
Hal ini tercermin melalui kerja sama ekonomi yang signifikan di bawah payung Belt and Road Initiative (BRI), sebuah proyek ambisius yang digagas oleh China.
Negara tirai bambu ini telah mengucurkan dana investasi besar-besaran ke infrastruktur, mineral kritis, energi, dan sektor-sektor penting lainnya.
Meskipun hubungan ekonomi kedua negara sangat kuat, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menyeimbangkan ketergantungan,
kedaulatan, serta isu-isu geopolitik dalam hubungannya dengan China.
Zulfikar Rakhmat, Direktur China-Indonesia Desk di CELIOS, menyatakan bahwa Survei China-Indonesia 2024 menyoroti semakin kompleksnya hubungan Indonesia dengan China.
Dalam survei tersebut, 58% responden menyarankan agar pemerintah Indonesia meningkatkan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan.
Persentase ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dilakukan untuk memperkuat kerja sama kedua negara, khususnya di sektor ekonomi.
Meskipun pemerintah Indonesia mengakui manfaat ekonomi yang signifikan dari China, penting untuk mendorong kerja sama yang saling menguntungkan, sambil tetap menjaga kedaulatan dan kepentingan nasional.
Tag