Antrean panjang berburu minyak goreng jadi pemandangan umum belakang ini. Nyaris ditemukan di setiap kabupaten/kota. Naasnya, ditengah kondisi itu, ada warga yang meninggal saat mengantre hingga kehilangan motor.
Arusbawah.co - Sekitar pukul 07.00 Wita, Sandra (41) beranjak dari rumahnya sambil berjalan kaki ke salah satu ritel di Kecamatan Teluk Bayur, Berau pada, Sabtu (12/3). Jarak dari rumahnya tidak terlalu jauh.
Saat itu Sandra hendak membeli minyak goreng. Tiba dilokasi, retail modern tersebut belum buka, namun warga sudah banyak mengantri untuk membeli minyak goreng. Belum sempat antre, Sandra tiba-tiba batuk, lalu kejang-kejang dan terjatuh.
Baca juga:
- Jerit Warga 3 Kecamatan di Kukar Dengan Jalan rusak, Pemkab Menanti Lelang Perbaikan Permanen
- Dalam Kobaran Api Sebelum Hangus Terbakar, Bocah Enam Tahun Sempat Video Call Ayahnya
Warga yang berada di lokasi kejadian langsung menolong Sandra dan membawanya ke rumah sakit di Tanjung Redeb. Namun, dalam perjalanan ke RS, nyawanya tidak tertolong.
"Meninggalnya saat perjalanan ke rumah sakit,"kata Kapolsek Teluk Bayur AKP Kasiyono.
Sebelumnya, Sandra sempat mengeluh sakit di bagian dada. Keluhan itu disampaikan korban kepada suaminya. Sempat dilarang suaminya agar tak ikut antre minyak goreng.
Kelelahan Antre Minyak Goreng, Ibu di Samarinda Meninggal
Menyusul kemudian, empat hari setelah kejadian di Berau, seorang ibu bernama Rita Riyani (49), warga Jalan Pangeran Suryanata, Gang 1, Kelurahan Air Putih, Samarinda Ulu mengalami nasib nyaris serupa.
Beda halnya dengan Sandra, meninggal sebelum ikut antrean. Rita Riyani meninggal karena kelelahan setelah mengantre berburu minyak goreng di Jalan Aw Sjahranie, Kecamatan Samarinda Utara, pada Ahad (13/3/2022). Rita diduga kelelahan, yang menyebabkan penyakitnya kambuh.
Sebelum mengantri di sebuah gerai swalayan di Jalan Abdul Wahab Sjahranie, ia telah mengantri di 3 swalayan lainnya. Ia telah mengumpulkan 6 liter minyak goreng dari 3 swalayan tersebut.
“Korban merasakan sakit dan keram di tangannya. Setelah dihubungi, suaminya datang menjemput. Beberapa saat setelah itu korban tak sadarkan diri kemudian dilarikan ke rumah sakit,”kata Kasubnit Automatic Finger Print Identification System (Inafis) Polresta Samarinda, Aipda Harry Cahyadi (16/03) pada Tribun Kaltim.
Baca juga:
Dari informasi yang dihimpun, dia menjelaskan bahwa korban punya penyakit bawaan. Mengindap sesak napas.
Rita diketahui memburu minyak goreng di empat gerai swalayan pada hari yang sama, yakni di hari Ahad (13/3/2022). Ia pun sempat dirawat di rumah sakit selama 2 hari.
“Dia meninggal setelah mendapatkan perawatan intensif selama dua hari,"ujar Harry.
Warga Kehilangan Motor Saat Antre Minyak Goreng
Nasib tragis juga dialami Saduka (36), warga Sangatta, Kabupaten Kutai Timur. Dia tidak menyangka bila minyak goreng sebanyak dua liter itu harus ditebus dengan kendaraan miliknya.
Saduka kehilangan motor antri minyak goreng di kawasan Kilometer I Jalan Poros Sangatta-Bontang, Kecamatan Sangatta Selatan.
Motor Honda Beat bernopol KT 2056 JH diparkir tidak jauh dengan antrian pengambilan kupon. Mengantre pun tidak terlalu lama. Hanya butuh waktu 10 menit sudah mendapatkan minyak Goreng.
"Setelah saya dapat kupon terus langsung ke tempat pengambilan minyak. Setelah balik ternyata motor saya sudah nggak ada,"katanya dengan nada sedih.
Upaya mencari motornya pun telah dilakukan warga Gang Damai, Kelurahan Teluk Lingga, Kecamatan Sangatta Utara. Tapi tidak membuahkan hasil.
Dirinya tidak bisa berbuat banyak karena kondisinya juga sedang hamil sehingga meminta petugas untuk membantu mencari agar bisa segera ditemukan sebab didalam jok motor tersimpan STNK pula.
"Karena tak kunjung ketemu terpaksa saya minta dijemput suami dan melakukan pengaduan kehilangan ke Polres Kutim. Semoga saja cepat ketemu karena kebutihan anak saya untuk di pakai ke sekolah," harap Saduka.
Antrean Diduga Sengaja Didesain
Antisipasi antrean dan berburu minyak goreng berkepanjangan, pemerintah melakukan operasi pasar, dari mendistribusikan minyak goreng curah kepada masyarakat, hingga sidak dugaan penimbunan.
Pemkot Samarinda misalnya, menduga kuat pasar moderen menimbun stok minyak goreng denga sekala besar.
Walikota Samarinda Andi Harun menyampaikan, ada sekitar 110.000 stok dan 7.000 stok minyak goreng yang ditimbun oleh 2 retail besar di kota ini.
"Semenatara itu kebijakan mereka dari hilir menjual dengan cara mengantre-ngatre gitu," ucap Andi Harun.
Andi Harun telah berkoordinasi ke Kapolres, Dandim, dan Kepala Dinas Perdagangan (Disperindag) Samarinda. Untuk mengkroscek dugaan ini.
Baca juga :
Pemkot kata dia, memberi dua pilihan pada retail modern itu. Sebab dia duga, retail modern membeli dengan harga Rp 12.000 kemudian dijual dengan harga Rp 14.000.
"Nah kami Pemkot menawarkan akan membeli dengan harga 14.000 ribu, mereka akan tetap untung," sambungnya.
Andi Harun yang karib disapa AH menegaskan, kepentingan Pemkot berupaya agar tidak ada lagi antrian yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi masyarakat kota ini.
"Bagi Pemerintahan asas tetinggi ialah, melindungin keselamatan warga Negara. Ini hukum tertinggi bagi Negara," tegasnya.
Maka dari itu AH menawarkan, solusi yang saling menguntungkan untuk kedua belah pihak. Ia pun menyampaikan dengan lugas, nama Walikota Samarinda menjadi jaminan atas pembayaran itu.
Dengan berencana akan mendistribusikan kepada masyarakat dengan harga yang murah.
"Mudah-mudahan ke 2 pasar modere ini bersedia, apabila mereka (pasar moderen) tidak bersedia kami harus memastikan pola penjualan tidak lagi seperti sekarang yang menimbulkan kerumunan," tutupnya.
(*)
Nonton Juga