ARUSBAWAH.CO, SAMARINDA - Belum selesai dengan Terowongan Gunung Manggah, Teras Samarinda dan revitalisasi Citra Niaga, Pemkot Samarinda bersiap lagi untuk satu proyek besar.
Terbaru, adalah program penataan kabel listrik dengan sistem underground atau kabel bawah tanah.
Munculnya rencana itu, dimulai dengan adanya pemaparan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Kota Samarinda kepada Wali Kota Andi Harun di Balai Kota beberapa hari lalu.
Di kesempatan itu, dipaparkanlah teknologi Horizontal Directional Drilling (HDD).
Simplenya, HDD merupakan metode pengeboran dan pemasangan pipa bawah tanah atau kabel dengan teknik tersendiri.
Dalam pelaksanaannya akan dibuat sebuah saluran khusus menggunakan sistem bor tanpa parit.
Teknologi inilah yang akan digunakan untuk pemasangan kabel listrik bawah tanah.
Sebelum program ini dimulai, Andi Harun tampaknya juga telah memikirkan beberapa persoalan yang tampaknya akan hadir untuk bisa menghadirkan kabel bawah tanah di Samarinda.
Salah satunya adalah... MAHAL.
“Teknik penggalian HDD itu horizontal directional drilling, biayanya memang lebih mahal, sekitar satu juta dua ratus per meter, tetapi sangat efisien,” ungkapnya dilansir dari Diksi.co.
Sekarang, MARI KITA HITUNG ilustrasi biayanya....
Dari keterangan dari Wali Kota Andi Harun, butuh sekitar Rp 1,2 juta per meter untuk bisa melakukan penggalian HDD.
Jika dikonversi ke kilometer, maka dibutuhkan anggaran sekitar Rp 1,2 Miliar agar sistem teknologi HDD itu bisa dioperasionalkan per 1 kilometer jalan.
Samarinda, berdasarkan data terbaru BPS, memiliki total jalan 898 kilometer.
Andaikan seluruh jalan di Kota Tepian ingin dilengkapi dengan kabel bawah tanah (underground) maka membutuhkan biaya sekitar Rp 1 Triliun lebih agar hal itu bisa dilakukan.
Tag