Hal ini, lanjutnya, menghambat upaya deteksi dan penanganan dini.
Rahma menjelaskan bahwa stunting adalah masalah gizi kronis, bukan akut.
"Memberikan makanan saja tidak cukup. Perubahan signifikan hanya bisa dicapai selama 1000 HPK. Setelah anak berusia dua tahun, dampaknya sulit diperbaiki," tambahnya.
Selain tantangan sosial, penelitian ini juga menghadapi hambatan logistik.
"Akses menuju lokasi sulit. Banyak desa hanya bisa dijangkau lewat jalur sungai atau jalan darat yang tidak memadai," jelas Rahma.
Masyarakat Mahakam Ulu, menurut Rahma, sangat menginginkan solusi langsung dari tenaga kesehatan.
"Mereka berharap petugas kesehatan hadir di desa untuk memberikan edukasi dan layanan," ujarnya.
Berdasarkan temuan awal, LPPM Unhas merekomendasikan beberapa langkah strategis.
Pertama, edukasi masyarakat tentang stunting melalui pendekatan budaya lokal.
Tag