Memang ada anggaran dari pemerintah, tetapi jumlahnya tak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk menuju ke lokasi menikahkan pasangan di Mahulu itu.
“Misal ke Long Apari itu yang disediakan oleh pemerintah hanya sebesar Rp 750 ribu, sementara kenyataanya di lapangan untuk transport pulang pergi yang diperlukan sebesar Rp 2,5 Juta yang mengharuskan saya pakai uang sendiri dari gaji saya, karena tidak ingin mengecewakan masyarakat,” tegasnya.
Dirinya juga menambahkan bahwa dia tidak ingin menerima bantuan dari warga tersebut untuk biaya transportasi karena menurutnya ditakutkan terkena gratifikasi, dan jika dirinya tidak memiliki dana untuk berangkat itu dirinya hanya berdiam diri saja.
Selain masalah anggaran transportasi itu Sunarso juga ungkap bahwa pernah mengajukan penambahan penghulu tahun 2019, yaitu 2 CPNS Penghulu, yang ditempatkan di Long Pahangai serta CPNS yang ditempatkan di Long Bagun ini.
Akan tetapi, meski sudah ada yang lolos, namun akhirnya malah mengundurkan diri.
“Yang pertama (CPNS) begitu berangkat ke Mahulu belum sampai ke Long Pahangai, baru ketemu saya, dirinya mengundurkan diri (keluar dari PNSnya) dan yang satunya CPNS penempatan Long Bagun ini masih bertahan sebagai staff dan saat tahun 2021 saya promosikan dari Penghulu hingga diangkat sebagai Kepala KUA,” katanya. (dil)
Tag