Mareta menambahkan, lalu lintas batubara diduga tetap berlangsung diam-diam, terutama saat warga sudah lelah berjaga.
“Ada laporan warga yang melihat truk batubara beroperasi dini hari. Jalan semakin rusak, itu bukti kuat masih ada aktivitas hauling,” ungkapnya.
Ia menyebut salah satu vendor, PT Emirat, sebagai pihak yang aktif melakukan lobi terhadap warga.
Kemudian, pada 25 April 2025 dini hari, warga nyaris menjadi korban lagi.
Menurut Mareta, seorang ibu hampir terlindas truk batubara saat sedang berjaga di Posko Batu Kajang.
Truk tersebut kabur begitu mengetahui akan diperiksa warga.
“Ini bukti bahwa negara belum hadir. Warga masih sendiri di garis depan,” pungkas Mareta.
(wan)

Ads Arusbawah.co
Tag