Salah satunya adalah mekanisme anggaran retensi, di mana 5% dana proyek ditahan hingga masa pemeliharaan selesai.
Dalam rapat itu, DPRD Samarinda tampak geram atas lambatnya penyelesaian masalah ini, hingga membuat sebuah nasi kotak melayang.
Namun, cara penyampaian yang berujung pada aksi pelemparan menuai kritik dari berbagai pihak.
Andi Harun bilang, sebagai pejabat publik, tindakan harus tetap dalam batas yang etis dan beradab.
"Pertengkaran dalam berargumen itu wajar, tetapi jika sudah mengarah ke fisik dan kata-kata kasar, itu tidak bisa dibenarkan dalam kondisi apa pun," tegasnya.

Ads Arusbawah.co