ARUSBAWAH.CO - Adanya kejadian viral di media sosial via perpesanan WhatsApp, yang diduga berkaitan dengan tambang turut dikomentari pihak Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur (Kaltim).
Melalui rilis kepada tim redaksi Arusbawah.co, Jatam Kaltim sampaikan dugaan kekerasan terhadap masyarakat itu terjadi di Dusun Muara Kate, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser.
"Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 04.30 WITA, saat enam warga tengah beristirahat di Pos Penjagaan Hauling Batubara yang menggunakan Fasilitas umum. Satu orang meninggal dunia atas nama Rusel (60 tahun) , satu lainnya Anson (55 tahun) mengalami luka serius di bagian leher akibat senjata tajam, dan saat ini dalam kondisi kritis di RS Panglima Sebaya, Tanah Grogot," demikian rilis yang dikirimkan oleh Mareta Sari, Dinamisator Jatam Kaltim pada Jumat (15/11/2024) malam.
"Peristiwa ini adalah buntut dari ramainya penolakan warga Paser yang menolak penggunaan jalan umum sebagai jalan angkutan batubara oleh PT. Mantimin Coal Mining," katanya.
Dia lanjutkan bahwa protes akan penggunaan jalan umum oleh pihak perusahaan itu sudah dilakukan warga sebelumnya.
"Sejak Bulan Desember 2023, selama dua hari, warga Desa Batu Kajang, Kecamatan Batu Sopang, memblokir dan menghadang konvoi truk pengangkut batubara. Warga sudah meminta truk untuk tidak melintasi desa mereka. Bukannya mendengarkan tuntutan warga puluhan truck tetap memaksa melintasi jalan umum dengan menabrak portal penjagaan serta barisan warga yang sedang menghadang," jelas Eta, demikian biasa disapa.
Perihal hal ini, Jatam Kaltim pun sudah melayangkan surat bersama dengan sejumlah koalisi masyarakat sipil ke beberapa pejabat publik.
Tag