Lebih lanjut, Saiduani mengkritik janji-janji yang disampaikan kedua paslon yang dinilainya tidak realistis dan hanya menjadi pembohongan publik.
Ia menilai bahwa masyarakat seolah dianggap mudah percaya dengan janji-janji politik yang sulit terealisasi.
Menurutnya, jika dipikirkan secara logis, janji-janji tersebut hampir tidak mungkin diwujudkan karena terbatas oleh regulasi dan kemampuan anggaran daerah.
"Bagaimana mungkin semua masalah di Kaltim bisa diselesaikan hanya dengan satu kata solusi dari tiap paslon Masalah lingkungan, sosial, hingga kriminalisasi masyarakat adat itu tidak bisa hanya dijawab dengan ya atau tidak", ujar Saiduani.
"Kita butuh pemimpin yang paham persoalan dengan logika dan komitmen untuk menyelesaikannya," tegas Saiduani.
Diskusi antara Purwadi dan Saiduani menunjukkan adanya kolaborasi pemikiran dari sudut pandang ekonomi dan sosial.
Keduanya sepakat bahwa permasalahan di Kaltim bukan sekadar persoalan angka dalam anggaran, tetapi juga terkait tata kelola sumber daya yang melibatkan hak-hak dasar masyarakat. (wan)
Tag