Berpuluh Tahun Mbah Tuni menjalankan industri kecil Gula Jawa Secara Tradisional. Dia berharap produknya tidak hanya dijual di pasar. Tetapi bisa bersaing dijual pada tempat-tempat wisata bahkan di toko-toko moderen.
Arusbawah.co - Asap masih mengepul dirumah Mbah Tuni saat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno berkunjung kerumahnya. Tangannya yang keriput terlihat memegang gagang sendok kayu. Dia duduk sambil mengaduk tungku tradisional miliknya. Sesekali kayu bakar ditambah sembari menjaga panas api tetap maksimal.
Mbah Tuni adalah pelaku industri kecil gula Jawa di Desa Sendang, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Saat kedatangan Menteri Pariwisata Sandiaga Uno pada Sabtu (12/03/2022). Mbah Tuni sedang membuat gula Jawa.
"Ini sabut (kelapa) dipakai untuk bahan bakar juga. Sekarang ini apa yang dirasakan kendalanya nih,"tanya Sandiaga saat berbincang dengan Mbah Tuni.
Pertanyaan Sandiaga dijawab Winarti, anak Mbah Tuni. Sebab, perempuan 70 tahun itu tidak fasih berbahasa Indonesia.
"Minta pengemasan, sama pemasaran," ucap Winarti.
Baca Juga :
Dua permintaan itu supaya produksi gula Jawa yang dijalankan berpuluh tahun itu tidak hanya dijual di pasar. Tetapi bisa bersaing dijual pada tempat-tempat wisata bahkan di toko-toko moderen.
"Permodalan sudah oke?"
"Belum juga"jawab Winarti sambil tertawa sedikit malu.
Mendapat permintaan itu, mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) ini pun langsung gerak cepat. Dia menghubungi jajaran yang membidangi kuliner di Kemenparekraf melalui video call.
Dalam video call itu, Sandiaga tampak menjelaskan potensi dan hambatan usaha Mbah Tuni. Kata dia, kendala itu bisa diselesaikan dengan program Bedah Desain Kemasan atau Bedakan Kemenparekraf.
"Kalau gitu kita langsung bergerak cepat, mohon Bu Yuke (Direktur Kuliner, Kriya, Desain, dan Fesyen Kemenparekraf) kontak dengan tim supaya nanti saat kita mulai bergerak dengan Apresiasi Kreasi Indonesia, Bu Tuni ini produknya juga bisa ditampilkan," kata Sandiaga.
Hampir seluruh wilayah Pacitan memang banyak dijumpai pohon kelapa. Sebagian warga tidak hanya mengambil buahnya. Namun juga menyadap air manggarnya untuk bahan baku pembuatan gula jawa Tidak heran bila gula gula jawa itu telah menjadi souvernir didaerah tersebut sebagai penopang desa wisata.
(*)