Warga KelurahanSepaku, PenajamPaserUtaraMembawaJenazahPriaLanjutUsiaDariKebunMenggunakanGerobakMotor
SAMARINDA, Arusbawah.co - Dari sebuah kebun di Kelurahan Sepaku kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), jenazah pria lanjut usia itu diangkut mengunakan gerobak motor.
Diatas gerobak, pria yang terbujur kaku hanya berbungkus dua bilah sarung bercorak biru dan merah maroon. Dibawah ke Perkampungan dengan jarak sekitar 5 kilometer.
Suasana itu terjadi pada, Minggu 12 September 2021. Kala seorang warga bernama Andi Muhammad Hatta terima info duka, saat itu sekitar pukul 09.00 Wita. Hatta tergerak untuk membantu. Tetapi kabar lain menghampirinya, bahwa jenazah akan dijemput mengunakan Ambulance.
"Waktu itu saya menunggu di warung kopi, dekat mesjid samping rumah saya, bersama teman - teman,"pesanya melalui telepon seluler.
Di mesjid Al Akbar itu, direncanakan tempat Jenazah akan dikremasi. Karena jenazah itu tinggal sebatangkara di sebuah kebun RT 1 kelurahan Sepaku.
Emosi Hatta membuncah, tiga jam menanti jenazah pria berusia sekitar 80 tahun itu belum juga dijemput. Bermodal motor gerobak tiga roda, ditemani belasan warga yang mengunakan motor, Hatta bergegas menjemput jenazah itu.
"Kami jemput bawa ke Mesjid, karena ini orang tidak ada keluarganya, saya bawa ke mesjid untuk di urusi mayatnya,"terangnya.
Tak Miliki Ambulance

Dalam iring-iringan penjemputan jenazah menuju mesjid, terdokumentasi hingga ramai di grup - grup WhatsApp. Salah satunya grup berisi para pejabat di kabupaten PPU.
"Ribut sudah disana, banyak pejabat yang telpon saya. Mereka tanya, kenapa begini? saya bilang memang tidak ada ambulance,"cerita Hatta, hingga aksinya itu dianggap sengaja untuk menjatuhkan pemerintah. "Bukan, memang tidak ada ambulance karena repot kita cari ambulance disini,"tegasnya.
Faktanya, Dari 15 desa dan 4 kelurahan di Kecamatan Sepaku, hanya Kelurahan Sepaku yang tidak punya ambulance.
Hatta berharap agar pemerintah daerah segera mengadakan Ambulance didaerah tersebut. "Kesusahan kita, setiap ada kejadian selalu mengemis pada desa tetangga, dan puskesmas yang ada di kecamatan sepaku untuk memohon ambulance,"keluhnya.
Peristiwa serupa sering terjadi, pasalnya gerobak motor itu salah satu alternatif dari sekian banyak kejadian. Mereka sering kesusahan membawa orang sakit ataupun meninggal.
Ketua RT 01 Kelurahan Sepaku, Asri mengakui mereka selalu kesulitan mencari ambulans setiap kali membawa pasien sakit ataupun meninggal. Karena itu, dia berharap agar ada pengadaan ambulans untuk Kelurahan Sepaku.
“Kelurahan Sepaku memang enggak ada ambulans. Setiap kali ada kejadian begini, kami kalang kabut karena harus pinjam sana sini," pungkas dia.
Sempat Hubungi Ambulance

Asri juga menceritakan duduk perkara penjemputan jenazah mengunakan motor gerobak. Salah satu staf di kelurahan dia hubungi, meminta ambulance, saat terima kabar ada warganya meninggal di kebun.
Saat itu, pihaknya diminta untuk mempersiapkan dulu jenazah, "Jangan ambulans disuruh tunggu," kisah dia saat dihubungi. Apalagi akses masuk menuju kebun tak bisa dilalui menggunakan ambulans.
“Perlu digotong keluar ke jalan besar dulu, baru bisa pakai ambulans. Tapi ambulans memang lambat,” terang dia.
Sedang mengusahakan ambulans, Asri menyebutkan warga datang melapor ke dirinya, meminta tak perlu lagi menghubungi ambulans.
Sebab, mereka menjemput mayat tersebut dengan gerobak motor milik Andi Hatta.
“Yauda pakai motor Pak Hatta. Saya pikir-pikir ambulans pun enggak masuk sampai ke kebun. Mereka harus gotong keluar jalan besar dulu, baru pakai ambulans," terang dia.
Dianggap Penggiringan Opini

"Kalau gak ada ambulance itu salah, sebenarnya itu kan giring - giring opini aja,"kata Harid, Lurah Sepaku saat dimintai keterangan mengenai ihwal tersebut.
"Sebenarnya di Sepaku punya aspek sosial, semangat gotong royong masih tinggi. Ketika kita butuh bantuan mereka bantu. Semangat gotong royong masih kental lah,"sambungnya.
Saat kejadian juga dilakukan secara kekeluargaan. Menurutnya disana ada peran RT. Dilakukan musyawarah panitia Mesjid.
"Karena mereka gak mau menunda waktu, akhirnya mereka sepakat untuk di ambil karena jangkauan ke kebun itu tidak bisa dijangkau oleh mobil ambulance,"
"Yang mungkin bisa dijangkau adalah motor, setelah itu masyarakat ini melihat, pinjam mengunakan motor roda tiga itu,"papar Harid.
Tapi, Harid mengakui kelurahan memang tak punya Ambulance. Bukan berarti jika membutuhkan tak dibantu desa tetangga yang punya ambulance. "Kalau kita perlu Ambulance mereka siap saja,"terangnya.
Dulu kata Harid, pernah usulkan di bupati sebelumnya, mungkin tidak masuk kategori karena kita dekat dengan UPT Puskesmas.
"Bupati sebelumnya kita pernah usulkan tapi mungkin tidak masuk dalam kategori karena (wilayah) kami dekat dengan UPT Puskesmas," terang dia.
"Intinya kurang komunikasi akhirnya digiring menjadi opini," sambung dia mengakhiri.
(tim redaksi Arusbawah.co)