Arus Politik

Catatan Pilgub Kaltim (Lanjutan II) Zona Kukar: Unexpected, Unpredictable and Silent Work

Selasa, 3 Desember 2024 8:19

Husni Fahruddin/ IG @mhf_official_

Berbeda dengan Rudy Mas’ud yang sejak 2021 namanya sudah dipopulerkan sebagai cagub oleh Golkar, Sang Jendral, hanya dalam hitungan bulan, sudah harus sprint untuk menaikkan survei dirinya. Surveyor yang mainstrem, bukan yang amatir.

Dengan kondisi politik di Kota Tenggarong yang tidak menguntungkan Edi, maka “IDAMAN” fokus untuk berkampanye di bagian luar Kukar, untuk di kota, pendekatan hiburan (konser musik dan festival budaya) adalah strategi jitu karena masyarakat memerlukan hiburan.

Sebenarnya IDAMAN menyadari Tenggarong adalah daerah yang sulit ditaklukan sehingga perlu bom atom untuk membumi hanguskannya. Pileg 2024, PDIP dan Golkar tetap bersaing, dibantu koalisi parpol lainnya maka berbahaya untuk Edi.

DEAL, akronim untuk Dendi-Alif, suara diprediksi akan sangat kompetitif dan presisi dengan IDAMAN (Edi Damansyah), dengan mesin perang yang besar karena berkoalisinya parpol melalui KIM Plus ke DEAL, seharusnya Kukar berbanding lurus dengan Kaltim (Pilgub) Paslon Rudy-Seno.

Faktanya, besaran suara berbanding terbalik, salah satu penyebabnya karena Dendi bukan kader tulen Partai Golkar, sehingga kurang populer di akar pohon beringin, bahkan ketika diumumkan bahwa Dendi telah ber-KTA Golkar pun, tidak pernah sama sekali Dendi berkostum kuning Partai Golkar sehingga banyak kader dan simpatisan Golkar yang tidak mahfum bahwa Dendi ketika menerima rekomendasi Golkar sebagai Calon Bupati telah masuk menjadi kader Golkar.

Kurang panasnya mesin-mesin KIM Plus di Kukar khususnya Golkar membuat tidak tertatanya gerakan di akar rumput, ini berbeda dengan gerakan mesin partai untuk Pilgub.

Sosialisasi Pilgub melalui Golkar Kaltim, sangat gencar, dengan seringnya melaksanakan rapat koordinasi dan konsolidasi, sampai ke tingkat Kabupaten dan Kota se Kaltim bahkan sampai di tingkat RT, terbukti munculnya kembali POKKAR (kelompok kerja penggalangan kader) yang berbasis di tingkat RT.

Bahkan gerakan ini menuntun kader harus aktif membina dan melaksanakan kampanye door to door.

Ketika, IDAMAN telah memantapkan konsolidasi pemenangan di pinggiran Kukar (mengepung kota melalui desa) yakni di pesisir pantai dan hulu mahakam, barulah serangan udara secara intens dilakukan di kota Tenggarong, terakhir, kampanye akbar IDAMAN dengan konser musiknya penuh sesak, sebelas dua belas saja dengan kampanye akbar Rudy-Seno yang dihadiri puluhan ribu peserta.

Kenapa kampanye akbar terakhir ini penting, karena kemeriahannya bisa mempengaruhi psikologi pemilih, tapi mengapa tidak berpengaruh terhadap Isran-Hadi ketika IDAMAN melaksanakan konser akbar.

Begitu juga ketika kampanye akbarnya Rudy-Seno, tidak mampu menggiring pikiran pemilih untuk memilih DEAL.

Penyebab utamanya adalah aturan KPU, sebab yang berkampanye tidak diperkenankan mengkampanyekan paslon lain, inilah yang membuyarkan penggiringan psikologi untuk memilih Isran-Hadi oleh IDAMAN dan DEAL oleh Rudy-Seno. Mulut jurkam membisu menyebutkan paslon lainnya, kena semprit.

Tim Rudy-Seno pandai memanfaatkan momentum. Faktor debat publik yang dilaksanakan KPU, menjadi ajang menaikkan popularitas Rudy-Seno, walaupun secara kualitas Rudy-Seno sangat baik menyampaikan visi, misi dan program kerjanya, namun terpenting, Rudy-Seno tidak terpancing dengan aksi panggung Isran-Hadi bahkan mampu menarik manfaat dari hal tersebut.

Debat pada tahun 2018, karakteristik panggung Isran kurang lebih sama dengan tahun 2024 ini, (penulis sebagai ketua tim pemenangan Sofyan Hasdam - Rizal Effendi saat Pilgub 2018).

Namun, style Hadi Mulyadi di tahun 2024 jauh berubah, magnet Isran sangat kuat melekat pada diri Hadi, sehingga cenderung, menyampaikan pembenaran atas gaya dan opini Isran, pada saat debat atau pada saat berkomentar bukan bersikap meluruskan atau pelan-pelan membenarkan seperti tahun 2018 silam (supaya Isran tidak tersinggung).

Rudy-Seno cerdas dengan menjadikan dirinya paslon yang terdzolimi dan direndahkan, psikologi masyarakat Kaltim yang anti terhadap “ketidakmanusiawian” membuat banyak momentum yang didapatkan tim kreatif Rudy-Seno memainkan peran protagonis, atraktif dan dramatik. Dan ini viral keras di media sosial yang akhirnya mampu mempengaruhi psikologi masyarakat Kaltim.

Berbeda dengan Dendi-Alif, banyak momentum yang bisa dijadikan bahan untuk mengupgrade popularitas, namun tidak di-boomingkan oleh tim pemenangan.

Ajang debat publik juga tidak dikemas dengan mujarab, sebaliknya pihak IDAMAN memainkan peran paslon yang layak untuk kembali memimpin Kukar.

Tag

MORE