“Kita ingin menggerakkan pendukung dari setiap pasangan calon (paslon) supaya lebih fokus pada kampanye visi dan misi, bukan malah mencoba menarik simpati masyarakat dengan politik uang,” ujar Danny.
Dia menambahkan bahwa menggunakan politik uang sebagai alat kampanye akan merugikan masyarakat serta menciptakan pemimpin yang kurang berkualitas dan tidak mewakili aspirasi rakyat yang sebenarnya.
Danny juga mengharapkan bahwa dengan adanya sosialisasi seperti ini, masyarakat semakin memahami bahaya politik uang dan dampak negatif dari black campaign serta politisasi SARA.
“Kita berharap semua pihak punya kesadaran untuk menjaga demokrasi yang sehat dan jujur, tanpa praktik kotor yang bisa memecah belah masyarakat,” jelasnya.
Bawaslu Kaltim sendiri berencana untuk terus menggencarkan sosialisasi dan pengawasan di berbagai wilayah di Kaltim, tidak hanya di Samarinda. (wan)
Tag