Straight News

Alarm Genting Dari Wadas Setelah Dikepung Polisi, Puluhan Warga Ditangkap

Selasa, 8 Februari 2022 12:32

Arusbawah.co - Warga desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, benar-benar terusik hari ini, Selasa (08/01). Tangis histeris dari para perempuan Wadas. Sebagian pingsan karena mendengar kabar ada keluarganya yang ditangkap polisi.

Dilaporkan sudah ada 23 warga desa yang ditangkap, termasuk tim kuasa hukum dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta dibawa ke Mapolres Purworejo pada Selasa (8/2/2022) siang tadi.

"Sebanyak kurang lebih 25 orang dibawa ke Polres Purworejo termasuk di dalamnya adalah tim kuasa hukum dari LBH Yogyakarta," kata Kepala Divisi Penelitian LBH Yogyakarta, Era Hareva Pasarua kepada wartawan, sore ini.

Julian selaku pendamping warga Desa Wadas telah berhasil keluar dari Polsek Bener pada pukul 14.47 WIB, sementara yang lainnya belum diketahui keberadaannya.

Sejak pagi tadi memang aparat kepolisian secara masif masuk ke Desa Wadas. Ada yang pakai mobil, jalan kaki, rerata berseragam lengkap dan senjata lengkap.

Diperkirakan jumlahnya ribuan, melakukan penyisiran desa (swiping) dan menurunkan banner protes penolakan tambang batu andesit. Selain itu, aparat juga mengejar beberapa warga Wadas.

"Polisi sedang masuk nyopotin banner ada warga yang dikejar kejar juga," kata Staf Divisi Kampanye dan Jaringan LBH Yogyakarta, Dhanil Al Ghifary kepada CNN.

Kedatangan ratusan polisi tersebut berkaitan dengan rencana penambangan batu andesit yang akan dipergunakan untuk proyek Bendungan Bener. Disebutkan jika ratusan polisi itu hanya untuk melakukan pengamanan lokasi karena akan dilakukan pengukuran tanah untuk penambangan.

Warga yang menolak dan mempertahankan tanahnya dari penambangan batu andesit untuk Bendungan Bener di Purworejo kemudian diamankan Polisi.

Internet Down, Listrik Padam

Beberapa warga Wadas saat ditangkap polisi [foto: Wadas_melawan/Instagram]

Ratusan polisi itu memang sejak 7 Februari 20222 siang, sudah berkumpul dan melakukan baris berbaris di Polres Purworejo.

Sore hari polisi mendirikan beberapa tenda di Lapangan Kaliboto (belakang Polsek Bener. Lokasinya dekat dengan pintu masuk ke Wadas kalau dari jalan raya Magelang-Purworejo).

Sejurus kemudian, saat malam hari listrik di Desa Wadas mati. Sedangkan desa-desa lain di sekitaran Wadas tetap menyala.Sementara itu YLBHI mengatakan internet di Wadas sempat down. Sehingga, warga warga kesulitan untuk mengabarkan kondisi di sana.

"Kondisi saat ini, internet di Wadas juga sedang down, sehingga menyulitkan untuk berkabar melalui sosial media. Selain itu ribuan aparat sudah berkumpul di lapangan belakang Polsek Bener, bersenjata lengkap dengan tameng beserta anjing," kata YLBHI dalam twitter @YayasanLBHIndonesia, Selasa (8/2).

Warga Gemakan Tanda Bahaya

Perempuan Wadas diangkat oleh ketika pingsan mendengar keluarganya ditangkap polisi [foto: Wadas_melawan/Instagram]

Warga Desa Wadas kemudian meneriakkan 'Alerta' atau alarm genting usai diserbu polisi.

Alarm genting tersebut disuarakan lewat media sosial sejak Selasa (8/2) dini hari.

Kedatangan Polisi ini tentu saja kembali memunculkan traumatis warga yang pernah terlibat bentrok dengan aparat. Terlebih, pemberitahuan bila akan dilakukan pengukuran tanah disampaikan secara mendadak pada Selasa subuh.

"Warga itu trauma kalau ada Polisi, apalagi jumlah banyak ada yang bersenjata. Kita ada pemberitahuan itu subuh tadi, mendadak kan," kata seorang warga pada CNN Indonesia.

Ganjar Pranowo Minta Warga Menyikapi Itu Tidak Berlebihan

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo angkat bicara soal kabar Desa Wadas dikepung Polisi. Ganjar membenarkan jika di wilayah desa tersebut sedang ada kegiatan pengukuran.

Namun Ganjar menegaskan bahwa kedatangan aparat itu hanya untuk menjaga situasi keamanan serta ketertiban masyarakat.Karena itulah, ia meminta warga untuk tak menyikapi serbuan aparat secara berlebihan. Ganjar menyebut semua akan berjalan kondusif dan aman.

“Iya ada pengukuran, hanya pengukuran saja kok, tidak perlu ditakuti, tidak akan ada kekerasan,” kata Ganjar.

Penulis: Jifran

Tag

MORE