Arus Terkini

Ribuan Wisatawan Kunjungi Pantai Marang, Warga Lokal Mohon soal Ketersediaan Air Bersih ke Gubernur Rudy Mas'ud

Sabtu, 5 April 2025 11:49

Flyer wisata Pantai Marang/ HO

ARUSBAWAH.CO - Minat masyarakat akan objek wisata Pantai Marang di Desa Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur kini makin tinggi.

Hal ini jika dilihat dari jumlah wisatawan yang datang ke Pantai Marang di libur Idul Fitri tahun 2025 ini.

Per harinya, ratusan warga datang ke lokasi itu.

Bahkan, data dari pengelola, hingga hari lebaran ke-5, jumlah pengunjung sudah mencapai 5000 orang.

"Alhamdulillah sangat ramai. Mulai lebaran hari pertama sampai hari ini. Hari pertama lebaran sekitar 150 orang, hari kedua ada 1600 orang, hari ketiga ada 1900 orang. Sampai dengan lebaran ke 5 ada sampai 5 ribu wisatawan,"

"Mereka (wisatawan) ada dari Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Samarinda," ujar Amrullah, Ketua Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Pantai Marang dihubungi Arusbawah.co, Jumat (4/4/2025).

Ramainya wisatawan yang datang ke Pantai Marang itu, juga membuat pihak pengelola bersama dengan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dan Karang Taruna, untuk menerjunkan petugas-petugasnya mengawasi serta memantau keselamatan para wisatawan di pantai.

"Anggota terjun semua. Kami bagi tugas ada 19 orang dari Pokdarwis. BUMDes juga terjun, Karang Taruna juga terjun. Seluruhnya ada 30 petugas. Itu kami bagi ada yang di area parkiran, pintu masuk loket retribusi, bagian villa, sound, hingga stand by di lokasi pantai," katanya.

Foto bersama pihak pengelola Pantai Marang di Kaliorang, Kutai Timur/ HO

Di Pantai Marang sendiri, selain menikmati wisata alam, pengujung juga bisa menikmati beberapa fasilitas lain yang disediakan pihak pengelola.

Seperti misalnya gazebo, melihat dan menikmati stand-stand UMKM di Pantai Marang hingga wisata air.

Ramainya pengunjung ini juga direspon positif oleh pihak Mujahid, Pengawas BUMDes Bumi Etam Sejahtera, pengelola dari Pantai Marang.

"Alhamdulillah tahun ini ramai, Semua kompak. Kami harap wisata Pantai Marang bisa menjadi wisata unggulan tiap tahunnya dan bisa terus ramai dikunjungi wisatawan," pungkasnya.

Flyer wisata Pantai Marang/ HO

Meski sudah menjadi salah satu wisata favorit di Kutai Timur, Pantai Marang masih memiliki masalah klasik yang sampai saat ini belum terselesaikan.

Yakni soal ketersediaan air bersih.

Jaringan instalasi air bersih di lokasi tersebut, masih belum tersedia. Ini membuat pihak pengelola kerap kali harus memutar otak untuk bisa mendapatkan air bersih.

Upaya dilakukan, termasuk dengan membeli langsung air bersih tandon dari masyarakat untuk disalurkan ke Pantai Marang.

Untuk bisa lakukan itu, pengelola habiskan rupiah yang juga cukup lumayan, bisa Rp 1,5 juta per hari, jika kondisi wisatawan sedang ramai-ramainya.

"Benar, kadang kami beli air PDAM. Bisa 15 tandon, bisa lebih. Satu tandon itu Rp 100 ribu, kalau 15 tandon bisa Rp 1,5 juta. Kami beli dari masyarakat yang punya air PDAM dan juga angkutan," jelas Amrullah.

"Selama Pantai Marang ini operasi, keluhan memang selalu di air (bersih). Kalau kolam kan terbatas, beda dengan air PDAM. Itu yang terus kami upayakan untuk bisa hadir," lanjutnya.

Sulitnya untuk ketersediaan air bersih juga disampaikan oleh Koordinator Pengembangan UMKM Pantai Marang, Komariah.

Yakni soal, para UMKM yang membutuhkan akses air bersih untuk usaha mereka.

Total, di Pantai Marang, ada sekitar 18 kepala yang memiliki usaha di Pantai Marang itu.

"Kami di sini ada stand Pujasera. Ada stand untuk makanan bakso, mie ayam, kemudian jual hiburan balon, dan lainnya. Semuanya kan itu butuh ketersediaan air bersih," ucap Komariah.

"Mau cuci piring dan lain-lain. Kalau harus beli air bersih, juga membuat cash flow pedagang juga terganggu. Terutama itu," jelasnya.

Soal akses ke ketersediaan air bersih ini, diakui pihak-pihak dari BUMDes hingga pengelola Pantai Marang sudah pernah mereka usulkan ke pemerintah maupun pihak PDAM.

Namun, sampai saat ini, belum juga diamini.

"Sudah, kami melalui pemerintah desa sudah menyampaikan itu. Kami minta untuk instalasi pipa. Sudah sering. Tapi sampai saat ini, titik terangnya masih belum ada," ujar Komariah.

Senada dengan Komariah, Mujahid pun akui dirinya sempat kecele (bahasa daerah untuk kecewa) dengan tak adanya akses air bersih di Pantai Marang.

Ini karena selain sudah sering diajukan oleh warga desa, warga juga sudah beberapa kali sempat senang dengan adanya survei lokasi yang dilakukan pihak terkait. Akan tetapi, akses air bersih juga masih belum datang.

"Kalau masalah mengajukan (ketersediaan air bersih) itu sudah lama. Cuma sampai sekarang belum ada realisasi. Kalau survei juga sudah sering. Ada yang datang ke Pantai Marang, bilang secepatnya, secepatnya,"

"Ceritanya bahasa bugisnya itu kecele," kata Mujahid.

Hal yang diherankan Mujahid adalah soal daerah sekitar yang sudah dialiri air PDAM, tetapi untuk kawasan wisata yang menggerakkan ekonomi masyarakat di Pantai Marang, justru belum.

"Tak sampai 1 km sudah teraliri PDAM. Di depan kantor desa itu sudah dialiri air. Jadi kalau misalnya instalasi, kami rasa itu bisa dilanjutkan ke Pantai Marang ini." jelasnya.

Foto bersama di kawasan wisata Pantai Marang/ HO

Lebih lanjut, Muhammad Ali, Direktur BUMDes Bumi Etam Sejahtera, yang menjadi pengelola Pantai Marang pun buka suara.

Ia menekankan soal SDM (sumber daya manusia) di Pantai Marang yang sudah terkonsolidasi dan kompak untuk mengembangkan kawasan wisata, tetapi masih butuh bantuan soal air bersih.

"Kalau warga di sini kompak untuk mengembangkan wisata. Mulai dari Karang Taruna, Pokdarwis, pihak UMKM sampai BUMDes nya turun semua. Cuma masalah air ini yang menjadi persoalan dan kami terus suarakan," katanya.

Ada harapan disampaikan Ali, untuk gubernur Kaltim yang baru menjabat, Rudy Mas'ud, agar sekiranya bisa mendengar dan menyelesaikan persoalan warga lokal di Pantai Marang ini.

"Kami harap media juga bisa memberitahukan ini ke pihak-pihak terkait, supaya lebih ada respon. Kami sudah menyusun proposal ke dinas terkait, dan diarahkan langsung ke gubernur," ujarnya.

Jika ada kesempatan, Ali sebut, pihaknya tak ragu untuk mendatangi kantor gubernur Kaltim untuk bisa menjelaskan lebih banyak soal perlunya akses air bersih di Pantai Marang itu.

"Bisa, kami siap. Kalau bisa ketemu, saya mau sampaikan soal Pantai Marang yang saat ini sudah ramai pengunjung. Kedua, kami mohon untuk ketersediaan air bersih. Siap berangkat ke Samarinda. Tapi tinggal Pak Gubernurnya ya. Saya bawa Pokdarwis, BUMDes, Karang Taruna semuanya," pungkasnya.

Kalimantan Timur semakin memperkaya khazanah wisata alamnya dengan kehadiran wisata glamping di Pantai Marang, Desa Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur.

Pantai ini kini menjadi salah satu magnet wisata baru di Kaltim, dengan konsep wisata glamping yang menarik wisatawan lokal hingga mancanegara.

Terletak di pesisir timur Kaltim, Pantai Marang tak hanya menawarkan pesona pantai alami, tetapi juga suasana berkemah mewah dengan fasilitas yang memadai.

Sejak mulai beroperasi sekitar satu tahun lalu, wisata glamping di Pantai Marang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bumi Etam Sejahtera.

Menurut Direktur BUMDes, Ali menuturkan minat masyarakat sangat tinggi dengan rata-rata kunjungan harian mencapai 600 orang. Bahkan, pada hari-hari libur, jumlah pengunjung bisa meningkat hingga 700 – 800 orang.

Pengunjung yang datang pun tak hanya dari wilayah sekitar, tetapi juga dari luar daerah seperti Paser, Kalimantan Selatan, dan Kutai Barat. Menariknya, ada pula wisatawan dari luar negeri, seperti Filipina, yang datang untuk menikmati pesona Pantai Marang.

Tidak hanya menjadi tujuan wisata yang menarik, kehadiran glamping di Pantai Marang juga memberi dampak positif bagi ekonomi masyarakat setempat. Pengelolaannya yang melibatkan BUMDes memungkinkan warga setempat membuka berbagai usaha kecil, seperti stand makanan dan minuman, di area pantai.

“Banyak puluhan warga kini mendapatkan penghasilan tambahan dari kegiatan wisata pantai ini,” ucap Ali, pengelola Pantai Marang.

Tenda glamping di Pantai Marang Kaliorang/ Foto: HO

Pengunjung yang datang ke Pantai Marang tidak dikenakan biaya masuk pada hari-hari biasa, namun ada tarif kebersihan khusus untuk hari libur.

Tarif tersebut antara lain sebesar Rp 25 ribu untuk mobil, Rp 30 ribu untuk truk, dan Rp 5 ribu untuk sepeda motor.

Dengan segala daya tariknya, Pantai Marang berhasil menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan menginap di tenda-tenda glamping yang disediakan. Sebanyak 10 unit tenda tersedia di area tersebut, yang memungkinkan pengunjung menikmati suasana malam yang menyenangkan di tepi pantai. (pra)

Ads Arusbawah.co

 

 

Tag

MORE