Arus Terkini

Rekam Jejak PT Sumalindo Lestari Jaya Global yang Dituntut Segera Bayar Kompensasi Rp 3 Miliar ke Karyawan, GM Janji Tahun Depan Klir 

Jumat, 25 Oktober 2024 1:37

Potret karyawan bekerja di perusahaan kayu/ Foto: Google

ARUSBAWAH.CO - Perusahaan kayu yang pernah berjaya di era 80an dan 90an, PT Sumalindo Lestari Jaya Globak Tbk kini sedang menghadapi masalah serius.

Adalah soal kompensasi kepada ratusan karyawan yang saat ini masih belum terselesaikan.

Jumlahnya pun tak sedikit, pengakuan dari serikat buruh, PT Sumalindo Lestari Jaya GLobal Tbk diharuskan untuk membayar total Rp 3 Miliar kepada sekitar 324 karyawan.

Dilansir dari megakaltim.com, jaringan media Arusbawah.co, General Manager PT SLJ, Eko Arief Suratmono, mengungkapkan bahwa perusahaan berkomitmen untuk menyelesaikan pembayaran dan berencana untuk merilis skema pembayaran pada Januari tahun depan, setelah operasi produksi dilaksanakan kembali pada bulan November.

Miliki tanggungan hingga miliaran, seperti apa latar belakang dari PT SLJ?

PT Sumalindo Lestari Jaya didirikan pada 14 April 1980 dan sejak saat itu berkembang menjadi salah satu pabrik kayu terbesar di Kalimantan Timur.

Perusahaan ini memulai perjalanan bisnisnya dengan mengelola satu kawasan hutan dan satu pabrik kayu lapis.

Seiring waktu, PT SLJ mengalami ekspansi besar-besaran, termasuk memiliki pabrik MDF (Medium Density Fibreboard) dan sejumlah konsesi hutan yang dikelola dengan prinsip pengelolaan hutan lestari.

Meskipun pernah berjaya di industri kayu, PT SLJ tidak lepas dari berbagai tantangan dan masalah.

Pada tahun 2013, perusahaan ini terlibat dalam skandal illegal logging yang mengaitkan namanya dengan politikus ternama.

Keterlibatan Wijiasih Cahyasasi, ipar Presiden Bambang Yudhoyono, sebagai Presiden Komisaris menambah kontroversi, terutama terkait dugaan upaya menggunakan kekuasaan politik untuk melindungi perusahaan dari tuntutan hukum.

Kasus ini mengakibatkan saham perusahaan dihentikan perdagangannya di Bursa Efek Indonesia, menambah kerugian bagi para investor dan karyawan.

Saat ini, karyawan yang belum menerima kompensasi merasa kecewa dan terabaikan.

Eko Arief Suratmono menegaskan komitmen perusahaan untuk menyelesaikan masalah ini, namun para mantan karyawan tetap menantikan realisasi janji tersebut.

Banyak yang berharap agar skema pembayaran yang direncanakan dapat memberikan kejelasan dan kepastian setelah berbulan-bulan menunggu.

Kondisi ini menciptakan ketidakpastian yang lebih luas tentang masa depan PT Sumalindo Lestari Jaya.

Dengan reputasi yang tercoreng dan masalah keuangan yang terus membayangi, tantangan bagi perusahaan ini semakin berat.

Apakah PT SLJ akan mampu bangkit kembali dari masalah yang ada, atau justru terjerat lebih dalam dalam krisis berkepanjangan, masih menjadi tanda tanya besar di kalangan karyawan, investor, dan pengamat industri.

Keberlanjutan perusahaan yang pernah menjadi kebanggaan di era 90-an kini tergantung pada kemampuan manajemen untuk menangani krisis ini secara efektif. (pra)

Tag

MORE