Dengan kapasitas produksi hingga 300.000 metrik ton per tahun, pabrik ini diperkirakan mampu mencukupi hingga 30% kebutuhan soda ash domestik.
Soda ash merupakan bahan baku utama dalam beberapa industri, seperti kaca, keramik, tekstil, kertas, dan aki, yang selama ini sepenuhnya bergantung pada impor.
Kebutuhan yang terus meningkat inilah yang menjadi salah satu alasan utama dibangunnya pabrik soda ash oleh Pupuk Kaltim.
“Pembangunan pabrik soda ash merupakan langkah strategis kami untuk mengurangi ketergantungan pada impor, sehingga industri dalam negeri dapat lebih mandiri. Kami optimis keberadaan pabrik ini akan
membantu menjaga stabilitas pasokan, meningkatkan efisiensi biaya operasional industri, dan memperkuat daya saing Indonesia di pasar global dengan memanfaatkan potensi sumber daya lokal secara optimal,” kata Teguh.
Teguh juga menekankan bahwa pembangunan ini sejalan dengan upaya Pupuk Kaltim untuk memberikan nilai tambah pada perekonomian nasional, khususnya di sektor hilirisasi yang menjadi fokus pemerintah.
Selain itu, Ketua Tim Persiapan Proyek Soda Ash Rifki Adi Nugroho menambahkan, proses produksi pabrik ketika beroperasi kelak juga menerapkan prinsip ekonomi sirkular dan ramah lingkungan.
Produk soda ash, kata dia, dihasilkan dari amonia dan karbondioksida (CO2) yang merupakan produk utama dan produk sampingan dari unit produksi lain di Pupuk Kaltim.
Dengan pemanfaatan CO2 ini, pabrik soda ash diperkirakan mampu menyerap hingga 170.000 ton CO2 per tahun.
Tag