Arus Daerah

Operasional Sejak Tahun Lalu, Kalimantan Ferro Industri di Sanga-Sanga Tak Punya Dirut! Tapi Diisi TKA di Struktur Perusahaan

Senin, 15 Juli 2024 7:2

PT Kalimantan Ferro Industry/ Foto: Google Maps PT KFI

Sebelumnya diberitakan, salah satu perusahaan berlokasi di Kalimantan Timur (Kaltim) ketahuan impor hingga puluhan ribu ton bijih nikel dari negara tetangga, yakni Filipina.

Perusahaan itu adalah PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) yang berlokasi di Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Alasan impor bijih nikel dari negara lain itu, dikarenakan banyaknya perusahaan tambang dalam negeri yang berhalangan menjual bijih nikel karena belum dapatkan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dari Kementerian Energi dan Summer Daya Mineral (ESDM).

Sementara, dalam proses kerjanya, PT KFI membutuhkan banyak bijih nikel untuk bisa beroperasi.

Direktur Utama PT Nityasa Prima sebagai konsorsium PT KFI, Muhammad Ardhi Soemargo, menjelaskan keputusan impor dilakukan guna memastikan agar smelter milik perusahaan yang berada di Desa Pendingin, Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur dapat tetap beroperasi.

“Ketika bapak mengatakan kenapa kami harus ambil dari Filipina karena beberapa tambang belum dapat RKAB, ketika tambang belum ada RKAB maka kami gak bisa beli,” kata dia dalam RDP bersama Komisi VII DPR RI, dikutip Selasa (9/7/2024).

Sementara, perusahaan memerlukan pasokan bijih nikel untuk diolah di proyek smelternya. Terlebih, terdapat 1.400 tenaga kerja yang menggantungkan hidupnya kepada smelter tersebut. Adapun, volume impor bijih nikel dari Filipina tercatat mencapai 51 ribu ton.

“Tadi ketika saya sampaikan kepada bapak pimpinan mengenai adanya nikel datang dari Filipina disampaikan bahwa nikel Filipina itu kami baru masuk hanya 1 vessel pak sekitar 51 ribu (ton) dan posisi kami hanya untuk membantu menambahkan hal-hal atau nickel ore yang saat ini kekurangan pak,” tambahnya. (pra)

Tag

MORE