ARUSBAWAH.CO - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tahap kedua telah mencakup tujuh sekolah di Samarinda, salah satunya adalah Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al-Ghazali yang terletak di Jalan Pinang Seribu, Samarinda Utara.
Wartawan Arusbawah.co berkesempatan mengunjungi salah satu sekolah penerima manfaat, yakni MTS Al-Ghazali.
Sekolah swasta yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Sungai Pinang ini baru berdiri kurang dari setahun dan memiliki total 10 siswa sebagai angkatan pertama.
MTS Al-Ghazali sendiri mendapatkan alokasi 10 porsi dari program MBG setiap harinya sejak Senin lalu.
Fanny Salsabila, selaku wali kelas 7 MTS Al-Ghazali, mengungkapkan bahwa siswa sangat antusias menerima program ini.
“Alhamdulillah, makan siang di MTS Al-Ghazali dimulai sejak Senin, dan hari ini merupakan hari ketiga. Siswa sangat senang karena banyak dari mereka berasal dari keluarga kurang mampu dan sering tidak membawa bekal,” ujarnya, Rabu (19/2/2025).
Ia menjelaskan bahwa banyak siswa yang kesulitan membawa bekal atau memiliki uang saku terbatas.
Dengan adanya program ini, orang tua merasa terbantu karena kebutuhan gizi anak-anaknya terpenuhi.
“Orang tua sangat bersyukur karena anak-anak bisa makan bergizi setiap hari,” tambahnya.
Selama tiga hari pelaksanaan, menu makan bergizi gratis yang disediakan cukup bervariasi.
“Hari pertama menunya ayam goreng dengan tumis buncis, buah semangka, dan susu. Hari kedua ada ikan patin dengan sayur bening serta buah melon. Hari ketiga ini menunya telur goreng dengan buah jeruk,” jelas Fanny.
Lebih lanjut, terkait distribusi makanan, ia mengatakan bahwa pengiriman berjalan lancar tanpa kendala.
“Distribusi dilakukan oleh tim dari penyedia makanan menggunakan mobil tertutup, biasanya ada dua hingga tiga orang yang mengantar,” katanya.
Makanan kemudian disalurkan langsung oleh pihak sekolah kepada siswa-siswi.
Menurut Fanny, program ini juga memberikan dampak positif terhadap kehadiran siswa di sekolah.
“Biasanya ada yang sering absen dengan alasan sakit, sekarang mereka lebih rajin datang ke sekolah. Bahkan ada yang bertanya apakah besok masih ada makan siang gratis,” ujarnya sambil tersenyum.
Selain meningkatkan kehadiran siswa, program ini juga berpengaruh terhadap pengeluaran uang saku mereka.
“Alhamdulillah, uang saku mereka berkurang karena tidak perlu membeli jajanan di luar, bahkan ada yang bisa menabung,” katanya.
Saat ditanya mengenai kendala dalam pelaksanaan program MBG di sekolahnya, Fanny menyatakan bahwa hingga hari ketiga belum ada hambatan apapun.
“Semoga program ini terus berjalan lancar dan memberikan manfaat besar bagi siswa,” harapnya.

Kemudian, salah satu siswa penerima manfaat, Rika Kartini, mengungkapkan rasa senangnya terhadap program ini.
“Pertama itu, yang saya rasakan, makanannya ada ayam, ada sayur. Hari pertama ada susu juga. Hari kedua dapat ikan patin goreng dengan sayur bening dan buah melon,” katanya.
Ia menambahkan bahwa porsi yang diberikan cukup dan tidak ada keluhan mengenai rasa atau kualitas makanan.
“Rasanya enak, Kak. Nasinya juga lumayan banyak. Kalau ada teman yang tidak suka sayur, saya yang habiskan,” ujarnya sambil tersenyum.
Menurut Rika, program ini juga berdampak pada kebiasaan jajan mereka.
Kini, uang jajan yang diberikan orang tua berkurang atau dialihkan untuk kebutuhan lain seperti bensin dan paket internet.
“Sekarang sudah tidak jajan lagi, Kak. Paling dikasih uang bensin aja,” tuturnya. (wan)
