"Sosialisasi serta pendidikan pemilih harus lebih masif. Partisipasi pemilih di Kukar cenderung lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain, khususnya dalam Pemilu," ujar Purnomo.
Lebih lanjut, Purnomo menjelaskan bahwa hanya memberikan sosialisasi tanpa diimbangi dengan pendidikan pemilih dapat berpotensi memunculkan isu seperti politik uang atau kampanye hitam.
Kesinambungan antara keduanya diperlukan untuk mencapai target partisipasi pemilih yang lebih tinggi.
"Dalam Pilkada 2020, partisipasi pemilih hanya mencapai 56 persen, jauh di bawah target nasional sebesar 70 persen. Kami perlu meningkatkan angka ini," tambah Purnomo.
Tantangan lainnya yang dihadapi oleh KPU Kukar adalah sikap apatis dari masyarakat terhadap Pilkada.
Hal ini mendorong perlunya pendekatan yang lebih inovatif dari para PPK dalam menyampaikan sosialisasi dan pendidikan pemilih kepada masyarakat.
Tag