ARUSBAWAH.CO - Pohon Aren merupakan salah satu komoditas unggulan di Kalimantan Timur.
Bisa ditemukan di beberapa kabupaten dan kota. Salah satunya ada di desa Minta, Kecamatan Persinggahan, Kutai Barat (Kubar).
Sejak 2021, Desa Minta sudah menjadikan varietas lokal ini sebagai sentra produksi gula merah yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) yang bernama BUMK Minta Mandiri.
Saifullah, kooordinator BUMK Minta Mandiri mengatakan, produksi gula merah sebetulnya sudah lama dikenal dari moyang mereka.
Sebab kata dia, pohon aren tumbuh subur di Desa Minta yang berada di pinggiran sungai.
Namun rumah produksi baru dimulai tahun 2021. Hal itu dilakukan untuk menaikkan nilai produk dari cara tradisional yang dilakukan pendahulu mereka.
"Kita memulainya pelan-pelan, pertama kali itu tahun 2021, mengawalinya dengan membuat rumah produksi. Rumah produksi dibuat termasuk yang standar untuk mendapatkan sertifikat halal. Sekarang ada 1 kelompok yang mengelola dirumah produksi, anggotanya 20-25 orang,"katanya dikonfirmasi beberapa waktu lalu di Atrium BIGMall Samarinda.
Sejak dibentuk rumah produksi itu, BUMK Minta Mandiri terus melakukan produksi gula merah itu setiap harinya. Bahkan tak pernah libur.
Ada beragam produk yang dihasilkan, seperti gula semut, gula merah, cemilan gula kelapa hingga gula congklak. Untuk bentuknya pun ada yang serbuk hingga cetak.
"Sampai sekarang sudah produksi per-minggunya itu bisa sampai 200 kilogram. Omset kita rata-rata perbulan Rp 20 juta,"bebernya.
Lebih lanjut Saifullah menjelaskan, saat upacara 17 Agustus di IKN menjadi pruduksi terbanyak mereka. Pasalnya banyak pesanan yang diterima waktu itu hingga menembus 50 Kilogram per-hari.
Kini produk yang diberi nama 'gule minta' sudah dikenal luas, khususnya di benua Etam (sebutan Kaltim).
Saifullah bilang untuk pemasaran selain di Kutai Barat, ada juga di Samarinda, kemudian Paser, Penajam Paser Utara (PPU), Balikpapan hingga di IKN.
Beragam cara dilakukan untuk memasarkan produk olahan dari Desa Minta ini.
"Kadang kami bekerjasama dengan beberapa pihak swasta, seperti di Samarinda dengan perusahaan yang buat coklat, gula aren-nya dari sini (desa Minta),"ungkapnya lagi.
Namun begitu mereka dihadapkan kendala dalam proses distribusi. Desa Minta yang berada dipinggiran sungai itu harus menggunakan perahu untuk pengiriman barang.
"Makanya kalau orang pesan, minimal satu minggu sebelum dia perlu barangnya harus sudah konfirmasi. Gak bisa langsung tiba-tiba hari ini diantar apalagi kapal yang ada ditempat kami berangkatnya seminggu sekali, ke Samarinda misalnya tiap hari Senin baru berangkat,"beber Saifullah.
Di tengah kondisi itu, tidak menyusutkan permintaan pasar hasil produksi dari pohon aren dengan kualitas tinggi itu.
Olehnya kata Saifullah, pihaknya tidak bisa hanya mengandalkan bahan produksi dari pohon aren yang tumbuh secara alami di pinggiran sungai.
Dia mengaku, kini ada satu perusahaan di Kutai Barat yang membantu mereka sebagai pihak ketiga untuk melakukan kembali penanaman pohon aren.
Sebelumnya. Tim Verifikasi Lapangan Penilaian Produk Unggulan Desa (Prudes) dari DPMPD Kaltim telah melakukan kunjungan kedesa tersebut. Hal itu sebagai upaya untuk mendukung pengembangan produk unggulan yang ada di Desa Minta. (adv)