Jika pasokan tidak terjaga, maka program bisa terganggu dan berpotensi gagal mencapai targetnya.
Ia nilai, tantangan ini harus menuntut solusi nyata baik dari pemerintah daerah hingga pemerintah pusat.
Salah satunya, memperkuat produksi pertanian lokal agar tidak perlu terlalu bergantung pada pasokan dari Jawa dan sulawesi.
Selain itu, ia melihat bahwa distribusi logistik harus disiapkan dengan baik agar bahan pangan tetap segar dan tersedia sesuai kebutuhan.
Tigor menekankan, untuk keberhasilan program ini sangat bergantung pada koordinasi semua pihak, termasuk pemerintah daerah, petani, dan pelaku usaha pangan.
Ia berpesan kepada tim Satuan Pelayanan di daerah bahwa tanpa persiapan yang matang, program ini bisa terhambat sebelum benar-benar berjalan dan juga UMKM.
"Ini bukan sekadar program makan bergizi gratis. Ini menyangkut keberlanjutan pangan dan kesehatan anak-anak kita. Jadi, semua harus siap," tegasnya. (wan)
