ARUSBAWAH.CO - Terpantau sudah lebih 3 ribu orang tandatangani petisi "Tolak Komersialisasi Gelar Doktor" yang termuat pada situs change.ord, dilihat tim redaksi pada Jumat (18/10/2024).
Petisi itu sehubungan dengan diraihnya gelar doktor yang diberikan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) pada Bahlil Lahadalia.
Bahlil Lahadalia diketahui mendapat gelar doktor dalam waktu relatif singkat, hanya 20 bulan.
Sidang terbuka untuk pemberian gelar doktor itu dilakukan pada Rabu (16/10/2024), dimana Bahlil Lahadalia tak hanya mendapatkan gelar tersebut, melainkan juga meraih pujian cumlaude.
Melansir dari siaran pers Kementerian ESDM Nomor. 583.Pers/04/SJI/2024, menjelaskan soal studi hingga Bahlil Lahadia mengikuti sidang pemberian doktor itu.
Dijelaskan bahwa disertasinya berjudul Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia.
Hasil penelitian yang dilakukan Bahlil dalam studi doktoralnya menunjukkan empat masalah utama dari dampak hilirisasi yang membutuhkan penyesuaian kebijakan, yaitu ketidakadilan dana transfer daerah, keterlibatan pengusaha daerah yang minim, keterbatasan partisipasi perusahaan Indonesia dalam sektor hilirisasi bernilai tambah tinggi, serta belum adanya rencana diversifikasi pasca-tambang.
Dalam penelitiannya, Bahlil merekomendasikan empat kebijakan utama dalam mengantisipasi permasalahan tersebut yaitu reformulasi alokasi dana bagi hasil terkait aktivitas hilirisasi, penguatan kebijakan kemitraan dengan pengusaha daerah, penyediaan pendanaan jangka panjang untuk perusahaan nasional di sektor hilirisasi, dan kewajiban bagi investor untuk melakukan diversifikasi jangka panjang.
Selain itu, Bahlil juga menekankan pentingnya pembentukan Satuan Tugas yang dapat mengorkestrasikan implementasi kebijakan hilirisasi untuk menjadi lebih efektif.Bahlil berpendapat lembaga tersebut perlu mendapat mandat dari Presiden, sehingga berwenang melakukan koordinasi dengan seluruh pihak, baik Pemerintah maupun pelaku usaha, serta mobilisasi sumber daya untuk menyukseskan hilirisasi.
Sebelum sampai pada tahap Sidang Terbuka Promosi Doktor, berdasarkan pernyataan resmi yang disampaikan oleh pihak Universitas Indonesia, Bahlil Lahadalia sebagai mahasiswa riset Program Studi Doktor Kajian Stratejik Global SKSG UI telah menempuh rangkaian tahapan ujian yaitu: Seminar I yang dilakukan pada 15 Juni 2023, Seminar 2 pada 26 Oktober 2023, Seminar 3 pada 22 Desember 2023, dan Ujian Proposal Riset pada 27 Januari 2024. Selanjutnya Bahlil Lahadalia menempuh Ujian Hasil Riset pada 19 Juni 2024, Ujian Seminar Hasil Riset I pada 10 Juli 2024, dan Ujian Hasil Riset 2 pada 27 September 2024.
Di situs change.org. pihak yang klaim sebagai alumnus dari UI pun sudah memberikan keprihatinannya.
Mereka keberatan atas dugaan praktik komersialisasi dalam proses penyelesaian studi doktoral di perguruan tinggi dalam hal ini studi doktoral yang di berikan kepada Bahlil Lahadalia.
Dinilai bahwa kemudahan dan kecepatan yang berlebihan dalam meraih gelar doktor tanpa melalui proses penelitian yang mendalam dan memenuhi standar akademik yang ketat, telah mengikis nilai prestise dan kredibilitas gelar doktor itu sendiri.
Di situs change.org itu pun sudah disampaikan 4 tuntutan, yakni:
1. Mendesak dibentuknya tim independen untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap dugaan praktik komersialisasi dalam proses penyelesaian studi doktoral saudara Bahlil lahadalia
2. Mencabut gelar doktor bilamana proses pemberian gelar tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan proses penyelesaian studi doktoral oleh lembaga akreditasi dan pihak terkait lainnya.
4. Meminta Rektorat Universitas Indonesia untuk mempublikasikan secara transparan seluruh informasi terkait persyaratan, prosedur, dan biaya yang terkait dengan proses penyelesaian studi doktoral saudara Bahlil Lahadalia. (pra)