Arus Terkini

Arang Halaban, Primadona Ekspor Untuk Arab Saudi! Garapan UMKM PPU Hasilkan Puluhan Juta (Part 2)

Selasa, 3 Desember 2024 13:29

Produk UMKM Arang Halaban, di Kabupaten PPU/ HO

ARUSBAWAH.CO - Agus, demikian nama lengkapnya, adalah seorang wirausahawan muda asal Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) yang memproduksi arang halaban.

Arang kayu halaban adalah arang yang terbuat dari kayu pohon halaban yang banyak ditemui di daerahnya.

Agus bercerita bawah arang halaban tersebut ia produksi dengan menggandeng beberapa UMKM di Kelurahan Buluminung dan Sepan, PPU.

Dikatakannya sejak tahun 2022, setelah pandemi COVID-19 mulai mereda, usaha seperti ini bangkit kembali berkat inisiatif masyarakat lokal.

Dirinya yang berkuliah pada jurusan kehutanan, kemudian menginspirasi dirinya membuat alat sederhana untuk mengubah limbah gergajian menjadi arang.

"Melihat potensi limbah kayu dan dampak negatif pembakarannya, saya mengembangkan teknologi sederhana untuk membuat arang halaban ini," ungkapnya.

Arang halaban ini pun ia ungkap, banyak permintaan dari Arab Saudi karena dinilai bernilai premium untuk warga Timur Tengah.

Wirausahawan muda ini telah bergabung dengan komunitas ekspor untuk menjalankan usaha itu, karena mempermudah mereka terhubung dengan jaringan luas pengusaha se-Indonesia.

"Ini sangat membantu dalam mencari pembeli potensial. Selain itu, kami juga memiliki akses langsung ke pemerintah dan dinas perdagangan untuk mendapatkan informasi dan dukungan ekspor terbaru," ujarnya.

Bahkan bahasa bukan masalah bagi Agus, karena dengan menggunakan Google Translate dan rekan yang terbiasa bernegosiasi dengan pihak asing membuat mereka siap.

Untuk saat ini jumlah pegawai 4 orang untuk fokus di kebutuhan lokal, dan untuk ekspor arang ini mendapatkan tenaga bantuan sampai 12 orang.

Lebih lanjut meski permintaan arang ini utama di pasar ekspor, Agus ungkap mereka masih terkendala oleh kapasitas produksi yang terbatas.

"Saat ini, kami hanya mampu memproduksi 5 ton per bulan, jauh di bawah jumlah minimum pengiriman ekspor. Oleh karena itu, kami prioritaskan untuk memenuhi permintaan pasar lokal terlebih dahulu," tuturnya.

Dengan bermodalkan tungku kecil, usaha yang dia jalankan mampu menghasilkan keuntungan bersih yang cukup besar, yaitu Rp 10 juta per bulan dari total penjualan Rp 25 juta dalam produksinya.

"Harga arang lokal kita bervariasi antara Rp55.000 sampai Rp60.000 per karung (25 kg). Kalau diambil sendiri, harganya Rp50.000 per karung." tambahnya.

"Harga jual Rp.5.500 per kilogram, kalau pengiriman 20 ton barang ke Arab Saudi setiap bulan menghasilkan pendapatan sebesar Rp110.000.000 per kontainer," tutupnya. (dil)

Tag

MORE