Arus Terkini

Aktivitas Lumpuh, Warga Bengkuring Ceritakan Keluh Kesah Hadapi Banjir di Samarinda

Rabu, 29 Januari 2025 11:58

ARUSBAWAH.CO - Banjir yang melanda kawasan Bengkuring Raya, Sempaja, hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda surut.

Warga mulai resah, terutama mereka yang rumahnya terdampak langsung oleh genangan air yang semakin tinggi.

Salah satu warga RT 35, Ibu Soegit Indajati (55), menceritakan bagaimana banjir itu bermula.

“Awalnya Senin malam air masih di luar, tapi subuh tiba-tiba sudah masuk rumah. Terus naik cepat sampai lutut di bagian depan rumah,” ujarnya, pada Rabu (29/01/2025).

Ia menambahkan bahwa hujan yang terus turun seharian membuat air semakin tinggi.

Meskipun banjir semakin parah, Ibu Soegit dan keluarganya memilih bertahan.

“Di belakang rumah ada lantai dua, jadi kami tetap di sini,” katanya.

Namun, banyak tetangganya yang sudah mengungsi karena tidak memiliki tempat lebih tinggi untuk berlindung.

Menurut Ibu Soegit, banjir kali ini menjadi yang pertama dalam lima tahun terakhir.

“Dulu malah lebih tinggi, waktu itu kami bertahan sampai dua minggu,” kenangnya.

Kali ini, ia berharap air cepat surut, meskipun biasanya butuh setidaknya satu minggu.

Ia dan warga lain berharap pemerintah segera mencari solusi permanen.

“Ini kejadian berulang, harusnya sudah ada solusi biar enggak kejadian terus,” harapnya.

Terlebih, dengan curah hujan yang masih tinggi, warga khawatir situasi semakin buruk.

Banjir juga berdampak pada aktivitas sehari-hari.

“Mencuci pasti berhenti, masak juga seadanya. Ya, makan mie instan saja,” kata Ibu Soegit.

Ia juga menyebutkan bahwa bantuan makanan jarang sampai karena warga yang bertahan di rumah sering dikira sudah mengungsi.

Sebagai seorang guru di SMP 29 Bengkuring, ia bersyukur pekerjaannya tidak terlalu terganggu.

“Kebetulan ini lagi libur. Tapi kalau hari biasa, pasti sulit untuk ke sekolah,” ujarnya.

Berbeda dengan dirinya, banyak warga lain yang pekerjaannya lebih terdampak akibat akses jalan yang tergenang.

Soal kesehatan, ia mengaku beruntung tidak mengalami gangguan.

“Alhamdulillah, saya enggak pernah gatal-gatal. Mungkin karena airnya masih mengalir,” katanya.

Namun, ia khawatir jika banjir bertahan lama, penyakit bisa mulai muncul di lingkungan sekitar.

Dari segi kerugian, ia menyebut barang-barang rumah tangga seperti lemari dan perabotan juga rusak.

“Dulu pas pertama kali banjir, banyak yang hancur. Sekarang sudah pengalaman, jadi sudah siap,” katanya.

Ia dan keluarga sudah mengantisipasi dengan menaikkan barang-barang berharga ke tempat lebih tinggi.

Dengan banjir yang kembali melanda, warga setempat berharap ada tindakan nyata dari pemerintah.

“Kami butuh solusi jangka panjang, bukan sekadar bantuan sementara,” ujar Ibu Soegit.

Menurutnya, sistem drainase dan pengelolaan air di Samarinda harus diperbaiki agar banjir seperti ini tidak terus terjadi setiap beberapa tahun.

Saat ini, warga hanya bisa menunggu sambil berharap hujan segera reda dan air mulai surut.

“Semoga cepat surut, biar bisa kembali beraktivitas normal,” tutupnya. (wan)

Tag

MORE