Arus Terkini

Uji Coba Transportasi Canggih untuk IKN, Akademisi Unmul: Buat Apa Taksi Terbang Kalau Rakyat Susah Air Susah Listrik?

Senin, 29 Juli 2024 10:23

Akademisi Universitas Mulawarman, Purwadi Purwoharjo/ Foto: Tribunnews

ARUSBAWAH.CO - Niatan pemerintah untuk menghadirkan kendaraan canggih sebagai fasilitas di Ibu Kota Nusantara (IKN), tampaknya serius dilakoni.

Terbukti, dimana pada Senin (29/7/2024), prototype sky taxi (taksi terbang) telah menjalani uji coba perdana di Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).

Diketahui, teknologi kendaraan sky taxi itu adalah kendaraan yang dikembangkan oleh Korea Aerospace Research Institute (KARI) dan Hyundai Motors Company (HMC).

Soal adanya kehadiran kendaraan teknologi canggih di IKN ini, akademisi Universitas Mulawarman, Purwadi Purwoharsojo beri kritik.

Dinilai, kehadiran sky taxi untuk IKN itu, bertolak belakang dengan kondisi masyarakat Kaltim, yang untuk beberapa daerahnya, masih sulit untuk fasilitas primer, seperti air dan listrik.

"Buat apa ada taksi terbang kalau rakyat kita masih susah. Susah air, susah listrik. Jalan rusak masih ada di mana-mana. Belum lagi ketersediaan sekolah, masalah kemiskinan, stunting dan lain-lain," ucapnya, melalui pesan WhatsApp kepada tim redaksi Arusbawah.co, Senin (29/7/2024).

Perihal teknologi sky taxi yang didapat dari negara luar, bukan dari hasil kreasi putra - putri Tanah Air, pun juga dikritisi Purwadi.

"Masa kita tidak bisa memberdayakan putra terbaik bangsa? Katanya generasi emas, jangan sampai tidak ada tempat juga untuk mereka di 2045," lanjutnya.

Hal lain yang juga harus diperjelas adalah soal kesepahaman dalam penggunaan teknologi sky taxi di IKN itu.

Apakah teknologi itu benar-benar akan memberi manfaat pada Indonesia, ataukah justru hanya menjadi celah adanya investor asing masuk ke Tanah Air.

"Perusahaan multinasional yang berinvestasi di negara lain seringkali tidak sepenuhnya memberi manfaat kepada negara tersebut. Mereka biasanya mencari cara untuk mengurangi pajak, tarif, mencari tenaga kerja murah, dan mendekatkan pasar," katanya.

Purwadi lanjutkan, kebutuhan singkat akan teknologi dan keterbatasan anggaran disinyalir menjadi alasan pemerintah tidak mampu mendorong pengembangan produk dalam negeri dan menjadi celah bagi investor asing untuk masuk.

Sebagai informasi, model taksi terbang di IKN yang diuji coba adalah hasil kolaborasi antara Korea Aerospace Research Institute (KARI) dengan Hyundai.

Informasi dihimpun tim redaksi dari otorita IKN, model taksi terbang yang nantinya akan digunakan adalah OPPAV.

Meskipun, rinci detail dari model itu masih belum terlalu lengkap didapatkan.

Sementara itu, untuk persiapan ujicoba, siaran pers Otorita IKN, dari Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Transformasi Digital, Mohammed Ali Berawi, taksi terbang yang akan diujicoba di IKN bisa mengakomodir penumpang hingga 5 orang.

Daya baterainya bisa mencakup jarak tempuh 100 kilometer.

Taksi terbang ini memiliki delapan baling-baling: empat untuk lepas landas vertikal dan empat lainnya untuk mengarahkan di udara.

Nantinya, jika sukses ujicoba, Hyundai akan mengembangkan skema bisnis taksi terbang ini melalui Supernal, anak perusahaannya di Amerika Serikat.

Supernal adalah perusahaan yang bergerak di bidang mobilitas udara perkotaan. (pra)

Tag

MORE