Arus Terkini

Tambang Kian Dekat ke Permukiman! Warga Sanga-Sanga Resah, PT ABN Klaim Sudah Beri Kompensasi dan CSR

Rabu, 12 Februari 2025 12:13

ARUSBAWAH.CO – Warga Kecamatan Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara, mengeluhkan aktivitas tambang PT Adimitra Baratama Nusantara (ABN) yang semakin dekat dengan permukiman.

Munah, salah satu warga, merasa tidak aman karena jarak tambang kini hanya 30 meter dari rumahnya.

"Aku takut kalau hujan deras, seandainya longsor, mau ngadu ke siapa?" keluhnya.

Selain khawatir longsor, ia juga terganggu suara bising tambang yang beroperasi hingga pagi hari.

Hal serupa juga dirasakan Moel (64), warga RT 9 Kelurahan Jawa, yang rumahnya hanya 20 meter dari lokasi tambang.

“Bising, itu aja sih keluhan saya,” katanya.

Ia juga mengingat peristiwa longsor tahun 2018 dan khawatir kejadian serupa terulang, terutama karena air bercampur lumpur mulai muncul di belakang rumahnya.

“Mau ngomong apa? Kita ini cuma orang tua. Enggak bisa ngomong banyak, cuma bisa sampaikan keluhan,” ujarnya.

Istrinya, Latri (60), juga terganggu dengan suara bising yang berlangsung sejak Magrib hingga Subuh.

“Kadang pusing, enggak bisa tidur gara-gara ributnya,” keluhnya.

Selain suara, debu tambang juga masuk ke rumah dan merusak tanaman.

“Kalau panas, debunya kayak asap. Banyak tanaman saya yang mati,” katanya.

Menurutnya, tidak ada informasi dari pihak perusahaan maupun RT terkait aktivitas tambang ini.

“Tidak ada yang datang minta izin. RT juga enggak ngomong apa-apa,” tambahnya.

Terkait hal itu, Nugraha tokoh pemuda setempat, mengingatkan bahwa daerah ini pernah mengalami longsor besar yang menenggelamkan delapan rumah.

“Kok sekarang ada tambang lagi, seakan-akan kejadian itu dilupakan?” ujarnya.

Ia juga menyoroti kurangnya transparansi dari pemerintah terkait izin dan kajian lingkungan.

“Waktu diminta dokumen pembaruan AMDAL pasca-longsor 2018, dinas bilang ‘dokumen tidak ketemu’,” tegasnya.

Selain itu, ia menyoroti adanya tali asih dari perusahaan yang diberikan kepada warga.

“Harusnya ini kompensasi, bukan alat biar warga diam. Tapi yang terima jadi takut protes,” katanya.

Nominal tali asih pun ia sebut terus menurun dari Rp500 ribu menjadi Rp150 ribu, yang mencakup dampak debu, banjir, dan kebisingan.

Nugraha menilai tambang ini berisiko menyebabkan longsor karena struktur tanah sudah tergerus.

“Kalau terjadi likuifaksi atau longsor besar, bisa saja rumah-rumah ini ikut tertarik ke dalam tambang. Kalau bisa, tambang jangan dekat permukiman,” pungkasnya.

Sementara itu, Manager Eksternal PT ABN, Bambang, menyebut bahwa operasi tambang dilakukan berdasarkan Feasibility Study (FS) yang telah dikonsultasikan dengan masyarakat.

“Ketika FS ini disusun, itu kan juga berkonsultasi dengan masyarakat,” katanya.

Bambang juga menyatakan bahwa aktivitas tambang tidak hanya dilakukan oleh perusahaan, tetapi juga oleh kontraktor.

“Setahu saya, kontraktor juga sudah ditegaskan dalam perjanjian tertentu untuk mengakomodir kepentingan masyarakat,” ujarnya.

Terkait dampak lingkungan, Bambang mengakui adanya gangguan seperti debu dan kebisingan.

“Kami itu juga memberikan sesuatu ke warga atas kondisi itu, berupa kompensasi,” ucapnya.

Namun, soal jumlah kompensasi, ia belum bisa memastikan.

“Yang saya dengar kompensasinya Rp150 ribu? Itu saya coba pastikan lagi, ya,” katanya.

Bambang menambahkan bahwa PT ABN memiliki berbagai program tanggung jawab sosial (CSR) untuk masyarakat sekitar.

“Selain tali asih, ada program-program seperti bedah rumah, beasiswa, kelompok tani, posyandu, dan banyak lagi,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa sebelum aktivitas tambang dimulai, sudah ada kajian geoteknik untuk menilai potensi risiko.

“Sebelum dilakukan penambangan itu sudah dilakukan kajian geoteknik tambang,” katanya.

Namun, ia tidak memberikan detail hasil kajian tersebut dan hanya berharap aktivitas tambang tetap aman.

Ia menambahkan bahwa aktivitas di area itu tidak akan berlangsung lama.

“Yang saya tahu di situ juga tidak lama ya nanti, karena hanya sedikit potensi yang ada,” ujarnya.

Terkait perlindungan bagi masyarakat, Bambang menyebut bahwa pihaknya akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan tim operasional.

“Nanti saya akan ngecek dan koordinasi dengan tim operasional kami ya,” ujarnya. (wan)

Tag

MORE