Namun, ada beberapa kendala, seperti minimnya pemahaman di tingkat desa mengenai pengisian Indeks Desa Membangun (IDM). Misalnya, desa yang tidak memiliki sekolah dianggap tidak memenuhi syarat, meskipun sekolah mungkin tersedia di desa tetangga. Hal ini memengaruhi perhitungan IDM, yang dapat menghambat kenaikan strata.
“Misal kalau 1 desa memiliki 1 sekolah, nanti yang bersekolah siapa? Jumlah anak tidak banyak, kami juga membantu memberikan penjelasan kepada desa yang belum paham bagaimana mengisi IDM,” jelasnya.
Sejak awal tahun, DPMPD Kaltim telah memetakan beberapa poin yang berpotensi mendukung kenaikan strata desa dengan signifikan.
Aspek-aspek yang dianggap sepele, seperti keberadaan relawan tanggap bencana dan rambu-rambu evakuasi, ternyata berperan penting dalam penilaian strata desa.
“Misalnya, rambu penunjuk lokasi aman saat gempa atau area rawan longsor juga masuk dalam indikator IDM,” sebutnya.
Di samping itu, infrastruktur jalan dan fasilitas penunjang lain seperti pasar desa juga menjadi perhatian. Pasar desa, namun jika ada di desa tetangga, tetap dapat menunjang desa lain dan mengangkat status desa melalui kerja sama antar desa.
“Kerja sama semacam ini menjadi poin penting dalam penilaian peningkatan strata desa di Kalimantan Timur,” pungkasnya. (adv)
Tag