Arus Terkini

Soal IUP Tambang PBNU, PWNU Kaltim Akui Belum Ada Pembahasan Resmi

Kamis, 5 September 2024 11:42

ARUSBAWAH.CO - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kaltim sampaikan hingga awal September 2024 ini belum ada pembahasan secara resmi mengenai konsesi tambang yang akan dikerjakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Hal itu disampaikan Asman Aziz, Wakil Sekretaris PWNU Kaltim, ketika ditemui dalam acara dialog kebudayaan yang digelar di Samarinda, Rabu (5/9/2024).

“Secara resmi belum ada koordinasi dari PBNU ke PWNU terkait dengan hal tersebut,” ucapnya.

"Sampai sekarang belum ada pihak PBNU membahas mengenai masalah konsesi tambang PBNU di Kaltim, “ tambahnya.

Sebagai informasi, pemerintah telah memberikan izin pertambangan jenis IUP (Izin Usaha Pertambangan) batu bara kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Pemberian izin itu sudah dibenarkan Ketum Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf.

Sebelumnya, Gus Yahya, demikian dia disapa, telah melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo pada Kamis (22/8/2024) di Istana Kepresiden Jakarta.

Setelah pertemuan itu, ia amini bahwa IUP batubara untuk PBNU sudah didapatkan.

Adapun untuk lokasinya, sama seperti yang pernah dimuat beberapa media sebelumnya, yakni di eks area pertambangan Kaltim Prima Coal (KPC).

“Luasannya 26 ribu hektar,” ucap Gus Yahya, dilansir dari Kompas.com

Pertanyaan kemudian muncul yakni kapan PBNU mulai akan mengerjakan IUP pertambangan itu.

Diakuinya, bahwa dalam beberapa waktu ke depan, proses produksi di area eks tambang KPC itu akan mulai dikerjakan.

Ditarget, pengerjaan bisa dilakukan pada Januari 2025 mendatang.

“Karena IUP sudah keluar, mudah-mudahan Januari kami sudah bisa bekerja,” ujar Gus Yahya.

Soal apa nama perusahaan dan bagaimana legalitas perusahaan nantinya dalam pengelolaan tambang di Kaltim, masih belum dijelaskan Gus Yahya lebih lanjut.

Ia hanya sampaikan bahwa PBNU akan berdiskusi lebih lanjut dengan mitra bisnis terkait sehubungan dengan hal itu.

KPC merupakan salah satu entitas usaha PT Bumi Resources Tbk.

BUMI merupakan perusahaan milik grup Bakrie yang kini dikendalikan bersama-sama dengan grup Salim.

Lantas bagaimana kondisi perusahaan KPC itu?

KPC memiliki cadangan batu bara sebesar 679 juta ton dengan luas konsesi sebesar 61.543 hektare.

Berdasarkan laporan akhir tahun BUMI 2023, KPC memiliki cadangan batu bara sebesar 679 juta ton yang terdiri dari tambang Sangatta sebesar 583 juta ton dan Bengalon sebesar 96 juta ton.

Tambang Sangatta merupakan tambang terbesar di Indonesia dan salah satu yang terbesar di dunia.

Lokasi itu memproduksi batu bara tipe bituminous dan sub-bituminous, tambang ini berlokasi dekat dengan fasilitas-fasilitas pelabuhan di Tanjung Bara.

Sementara itu, Tambang Bengalon Memproduksi batubara tipe bituminous juga berlokasi dekat dengan pantai dan terhubung dengan fasilitas pelabuhan melalui jalan sekitar 25 km. (dil)

Tag

MORE