Dia nilai, ujaran Isran Noor itu, justru tak efektif dalam meraih simpati publik.
"Strategi menyerang lawan dengan tanda kutip mengeluarkan bahasa-bahasa yang mudah menyinggung perasaan kandidat lain cenderung tidak efektif karena karekteristik masyarakat Indonesia adalah cenderung emosional. Ketika mendengar bahasa-bahasa yang kurang enak didengar" ucap Budiman.
Meski demikian, Budiman menilai bahwa bisa saja pernyataan Isran Noor itu sebagai sebuah strategi pribadi dalam berkampanye.
"Kalau ada bahasa-bahasa atau kalimat yang sifatnya tidak umum digunakan oleh masyarakat itu menjadi bahan atau strategi dalam berkampanye untuk memenangkan kontestasi Pilgub", lanjut Budiman.
Budiman juga turut berikan pandangannya akan ucapan-ucapan Isran Noor yang bernada kritik kepada Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik.
Dia pantau, beberapa kali Isran Noor juga sempat melontarkan kekesalan pada kebijakan di era Pj Gubernur Kaltim itu. Salah satunya, adalah soal anggaran Beasiswa Kaltim.
"Dari kebijakan anggaran beasiswa yang sudah dianggarkan lebih dan menjadi bahan jualan Pasangan Isran-Hadi, kemudian anggarannya dipangkas. Otomatis memicu kekesalan pasangan petahana Isran Noor dan Hadi Mulyadi," tutup Budiman. (wan)
Tag