ARUSBAWAH.CO - Menteri Sosial Saifullah Yusuf memastikan Kalimantan Timur (Kaltim) akan menjadi salah satu provinsi pertama yang melaksanakan program Sekolah Rakyat yang direncanakan mulai Juli 2025.
Salah satu lokasi yang sudah ditinjau langsung oleh Mensos adalah SMAN 16 Samarinda, yang terletak di Jalan Perjuangan, Kecamatan Samarinda Utara.
SMA 16 memiliki lahan seluas 7,6 hektare dan dilengkapi dengan asrama yang mampu menampung 260 siswa.
Hal itu disampaikan Saifullah Yusuf usai dialog pilar-pilar sosial di Gedung Olah Bebaya, Komplek Rumah Jabatan Gubernur Kaltim, pada Sabtu (10/5/2025).
Saat diwawancara oleh redaksi Arusbawah.co, Gus Ipul, sapaan akrab menyebut ada lima lokasi di Kaltim yang disiapkan untuk program Sekolah Rakyat.
“Kita dorong agar di Kaltim ada lima Sekolah Rakyat dimulai tahun ini. Salah satunya di Samarinda, di SMAN 16. Sudah mendapat restu dari Pak Gubernur, tinggal menunggu hasil survei,” ujar Gus Ipul.
Lima lokasi yang diajukan untuk program Sekolah Rakyat di Kaltim tersebar di berbagai daerah.
Di Samarinda, terdapat dua titik: SMAN 16 di Jalan Perjuangan dan Yayasan SMA Melati di Palaran.
Di Kukar, lokasinya berada di Bukit Biru, Tenggarong.
Di Berau, lokasinya di Gunung Tabur, dan di Penajam, berada di Kelurahan Lawe-Lawe, Penajam Paser Utara.
Salah satunya yang sedang diverifikasi adalah Yayasan Melati di Samarinda.
Yayasan itu sedang dalam proses survei oleh Kementerian PUPR.
Jika dinyatakan layak, yayasan tersebut akan dialihfungsikan menjadi Sekolah Rakyat berbasis asrama dengan sistem pendidikan penuh waktu.
“Untuk perekrutan guru, nanti Dikdasmen yang akan menangani. Dasarnya adalah usulan dari Gubernur, Bupati, dan Wali Kota. Kurikulum nasional sedang difinalisasi, dengan pendekatan individual. Begitu gedung dinyatakan layak, perekrutan siswa langsung dimulai,” jelas Gus Ipul.
Menurut Gus Ipul, Kementerian Sosial telah menerima hampir 300 usulan Sekolah Rakyat dari berbagai daerah di Indonesia. Namun, hanya sekitar 100 titik yang benar-benar siap digunakan.
Dari jumlah tersebut, 53 lokasi telah dinyatakan layak dan siap beroperasi mulai Juli 2025, termasuk beberapa lokasi di Kaltim.
Menurutnya, program Sekolah Rakyat dirancang khusus untuk anak-anak dari desil 1 dan 2, yaitu kelompok warga paling miskin.
Program itu menyediakan fasilitas pendidikan, penginapan, makan, dan alat belajar secara gratis.
Sekolah Rakyat menawarkan pendidikan dari tingkat SD, SMP, hingga SMA dengan sistem asrama penuh, dan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak.
Semua pembiayaan program itu berasal dari APBN.
“Semua sesuai arahan Presiden, dari APBN. Gedung dibangun oleh PUPR dan BUMN, makanan disiapkan oleh Badan Gizi Nasional. Satu Sekolah Rakyat bisa menampung 1.000 siswa SD, SMP, dan SMA. Target kita, Kaltim mulai tahun ini, dan kita sedang berjuang untuk itu,” ungkap Gus Ipul.
Lebih lanjut, metode pendekatan individual menjadi pembeda utama Sekolah Rakyat dibandingkan sekolah umum.
Anak-anak akan dibina sesuai dengan kondisi psikologis, sosial, dan minat belajarnya.
Proses rekrutmen siswa tidak menggunakan sistem seleksi terbuka, melainkan berbasis pada pendataan keluarga miskin.
Dinas Sosial kabupaten/kota akan turun langsung ke rumah warga untuk memastikan penerima manfaat sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
“Presiden Prabowo ingin anak-anak miskin memiliki lingkungan belajar yang layak, yang mendukung mereka untuk menyelesaikan pendidikan. Ini bukan sekadar membangun sekolah, tetapi membangun masa depan bangsa. Harus kita dukung bersama, ini misi kemanusiaan,” pungkas Gus Ipul.
(wan)
